23 Juli 2008

Kumpulan Humor Rohani Kristen

DENGAN SENANG HATI Seorang ibu hendak memberi pelajaran moral kepada anak perempuannya yang masih duduk di kelas 1 SMP. Sebelum berangkat ke gereja dia memberikan dua lembar uang pecahan Rp. 1000 dan Rp. 5000 kepadanya sambil berpesan, “Pilih salah satu yang kamu mau berikan sebagai persembahan.” Sepulang dari gereja ibunya bertanya, “Uang yang mana kamu berikan untuk persembahan?” “Tadinya saya mau kasih yang Rp. 5000,” anaknya menjawab, “tapi sebelum persembahan dipungut saya dengar dari mimbar bahwa Tuhan mau kalau kita memberi dengan senang hati.” “Terus?” “Saya merasa lebih senang kalau memberikan Rp. 1000, jadi itu yang saya kasih.” (Pesan moral: Persembahan akar katanya “sembah” yang mengandung makna berbakti atau pemujaan kepada Tuhan. Di zaman Perjanjian Lama “persembahan” identik dengan “korban” yang dibawa seseorang kepada Allah. Karena itu persembahan kita harus tulus, “sebagaimana Kristus Yesus juga…telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Ef. 5:2.) SURAT KALENG Pada suatu pagi seorang pendeta menerima kiriman sepucuk surat dari pos. Ketika sampul dibuka ternyata isinya hanya selembar kertas berisi satu kata di atasnya: BRENGSEK. Minggu berikutnya ketika berkhotbah pendeta ini mengumumkan kepada jemaat, sambil tersenyum: “Saya tahu ada banyak orang yang menulis surat tetapi ‘lupa’ menuliskan namanya. Tapi minggu lalu saya menerima sepucuk surat dari seseorang yang tidak lupa menyebutkan namanya, tapi lupa menulis isinya…” (Pesan moral: Banyak alasan orang untuk kesal kepada pendetanya, dan salah satu cara yang “aman” untuk menumpahkan amarah ialah melalui surat kaleng. Pendeta juga manusia, tidak sempurna. Tapi kalau ada yang salah, “nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah” [1Tes. 5:11]. Jangan bermain belakang, sebab “orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan” [Mzm. 101:5].) SALAH SANGKA Ketika persembahan hendak dipungut seorang remaja merogoh kantongnya dan mengeluarkan selembar uang Rp 1000 yang langsung dimasukkannya ke dalam pundi persembahan yang diedarkan melewati bangku tempat duduknya. Pada saat bersamaan seseorang yang duduk di belakangnya menepuk pundaknya sembari menyodorkan selembar uang Rp 20.000. Tertegun sejenak dengan kedermawanan orang itu, anak remaja itu lalu mengambil uang tersebut dan langsung memasukkannya juga ke dalam pundi persembahan. Beberapa saat kemudian pundaknya ditepuk lagi. Dia menoleh ke belakang dan mendengar orang yang menepuk bahunya itu berbisik: “Uang Rp 20.000 barusan itu uang yang jatuh dari kantong kamu tadi.” “Hah?” Dia hanya bisa mengikuti dengan pandangan matanya pundi yang terus berjalan dari tangan ke tangan terus semakin jauh ke depan… (Pesan moral: Apakah ada pahalanya untuk persembahan yang diberikan secara tak sengaja? Entahlah. Masalahnya ialah, apakah kita merasa menyesal telah memberikan sesuatu kepada Tuhan? Banyak orang yang mula-mula bersemangat membantu pekerjaan Tuhan dengan uangnya, hanya untuk menyesal di kemudian hari akibat keinginannya tidak diikuti atau karena berseteru dengan teman sekerja. Karena itu,“apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” [Kol. 3:23].)

2 komentar:

avatarkids mengatakan...

hm...sudah satu tahun di post..tapi ga ada yang kasi comment..
bagi saya,,,itu tolong ya masing masing cerita dikasi jarak lah..ga enak bacanya nyambung kayak gitu....thx...

Anonim mengatakan...

udah setaun dipost tapi ga ada yang comment ...
hehe..
itu tolong ya di kasi jarak masing2 ceritanya...susah bacanya gan...