02 Desember 2008

HIDUP MENJADI TUNA NETRA ADALAH ORANG PILIHAN MAKA BERBAHAGIALAH

Pengalamanku menjadi Relawan pada Pusat Kajian Disabilitas UI. 19 Nov 2008 Di DPP Pertuni Wawancara Dengan Rina Prasarani Aktifis Tuna netra, berikut hasil sinopsisnya
HIDUP MENJADI TUNA NETRA ADALAH ORANG PILIHAN MAKA BERBAHAGIALAH
Pada dasarnya setiap manusia ingin dilahirkan sempurna. Tumbuh dan menjadi dewasa dengan memiliki organ fisik yang berfungsi dengan baik adalah harapan bagi setiap orang, dan Kesempurnaan tersebut saat ini dipercaya sebagai kunci meraih Cita-cita karena Tak sedikit setiap persyaratan pekerjaan baik di dalam instansi pemerintah maupun swasta masih memandang fisik sebagai faktor penentu sebelum pada pengujian kompetensi diri. Akibatnya keberadaan para penyandang cacat kian tidak mendapatkan tempat diberbagai instasi, belum lagi penerimaan masyarakat yang terkadang memandang sebelah mata orang-orang dengan disabilitas itu.. Tampaknya kondisi tersebut tidak membuat patah semangat bagi perempuan yang lahir 33 tahun silam ini, dalam mengarungi tantangan hidup yang semakin diskriminatif. Adalah Rina sosok perempuan ramah yang memiliki semangat. Sepintas siapa yang menyangka gadis bersahaja yang sering memakai kacamata hitam ini adalah tuna netra, ditengah keterbatasan dalam melihat seolah-olah tertutupi oleh wajah cerianya dengan senyum menghias wajahnya, ditambah lagi gerak tubuh dan eyes contact saat sedang berbicara, sehingga setiap orang atau kerabatnya merasa nyaman berada disampingnya, alasannya karena Rina memiliki sifat yang menyenangkan. Tiada hari tanpa kesibukan maka itulah yang menjadi keseharian dari Rina dan kesibukan itu bukan hanya karena pekerjaannya sebagai switch board atau operator telepon di Hotel Grand Maliya, Jl. Rasuna Said, akan tetapi ia juga mempunyai segudang tanggung jawab lainnya, yang tentunya berkaitan dengan misi sosial. Eksistensinya di beberapa organisasi penyandang cacat seperti dalam lingkup Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Persatuan Penyadang Cacat Indonesia (PPCI) serta Persatuan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (PWCI). Membuktikan dirinya sebagai seorang aktifis penyandang cacat. Yang senantiasa berusaha mencurahkan Semangat dan pengorbanannya untuk mengangkat martabat para penyandang cacat . Rentetan Tugas dan tanggung jawab yang ia miliki tidak dijadikan alasan untuk mengurangi waktu untuk rumah tangganya. Meski suami dan anak keduanya tuna netra tidak merubah entitasnya sebagai sosok Ibu yang setia memberi rasa kasih sayang terhadap suami dan anak-anaknya. Pekerjaan Organisasi, Rumah tangganya ia jalani secara sinergi dan penuh sukacita.. Perjalanan Hidup Rina Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakakku terlahir dalam keadaan sehat hanya aku dan adikku yang mengalami cacat mata. Aku tidak pernah menyangka pada usia remaja aku akan mengalami gangguan pada mata hingga pada kebutaan, karena dari ayah, ibu dan kakakku tidak memiliki masalah serius pada penglihatannya. Pada masa taman kanak-kanak (TK) penglihatanku masih bagus. Namun ketika saat aku di sekolah dasar Don Bosco 2, Pulo mas. saat itu usiaku sembilan tahun, pada waktu kelas 4 (empat) SD, aku baru mengetahui kalau aku mengalami masalah pada mata, indikasi itu kusadari ketika disekolah diadakan pemeriksaan mata, hanya sekilas saja dokter itu memeriksa dan langsung memberikan surat ke orang tua aku, bahwa aku harus diperiksa lebih lanjut di dokter mata specialis, pun demikian aku menganggap itu sebagai masalah biasa, karena pada saat itu saya memang sudah memakai kacamata. namun dari awal pun dokter dan ibu tidak secara langsung bilang kepadaku kalau aku akan mengalami kebutaan, alasannya untuk menghindari tekanan psikologis di saat usiaku masih sangat muda saat itu. Ditengah semakin menurunnya pelinghatanku, aku masih bersih keras untuk tetap bersekolah hingga aku lulus dari SMP Tarakanita 4, Rawamangun. dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMA 36, rawamangun. Mataku ini semakin sering mangalami rabun senja apalagi jika kurang cahaya, perih dan pedih yang kurasakan pada mataku. Karena Itulah yang mendorong aku bersama dengan ibuku meminta kepada wali guru agar dapat diperkenankan duduk paling depan supaya dapat melihat tulisan di papan tulis dengan jelas. Senang rasanya saat setiap kali kami meminta duduk paling depan dapat dikabulkan. Pun demikian masih saja aku yang paling telat jika disuruh menulis catatan oleh guruku, belum lagi kalau guruku menerangkannya melalui papan tulis maka kerap aku terkena teguran demi teguran dari guruku karena telah mrncatatnya. Usai tamat Sekolah Menengah Atas, tidak menghentikan langkahku untuk mengambil jenjang yang lebih tinggi. meskipun sebenarnya aku sudah mengetahui kalau aku memiliki jenis penyakit mata Retinetik Stik Mentosa, kucari informasi itu bersama dengan sepupuku disuatu rumah sakit, dan aku baru tahu kalau penyakitku akibat adanya hubungan darah antara ayah dan ibuku. Saat kami kesana tidak diketahui oleh ibuku karena saat itu ibuku menemani ayahku berobat karena stroke di singapura. Walapun aku sudah mengetahui dampak penyakit itu akan mengakibatkan kebutaan, namun aku berusaha berdalil bahwa aku tetap akan bisa melihat dan kalau harus buta tapi bukan dalam waktu dekat akan tetapi terjadi ketika aku tua nanti, alasannya kudapat karena aku melihat kakek dan nenek ku mereka mengalami kebutaan di usia senjanya .asumsi itu yang membulatkan tekadku untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan (STEKPI), Kalibata. Namun ternyata penurunan penglihatanku tidak dapat dihindarkan lagi, ketika aku berada di semester VI (enam), sungguh aku berusaha untuk bisa melihat tapi ternyata tidak bisa, hanya bayangan hitam pekat yang aku lihat.. Karena merasa sudah tidak mampu lagi dan tidak mungkin bisa dipertahankan lagi pada semester VII tahun 1996 aku mengundurkan diri dari STEKPI. Rasa frustasi dan pesimis sebisanya aku hindarkan, yang kemudian aku terus berpikir apa yang aku harus kuperbuat untuk membunuh rasa bosanku, yang akhirnya aku bernisiatif untuk kursus bahasa inggris di British Institute, sambil lalu aku mengusahakan terus berobat dan memeriksakaannya Ke rumah sakit. Keinginan untuk sembuh adalah Impianku meski cenderung utopis, aku tetap berjuang untuk dapat melihat, hingga kemudian aku memberikan diri agar mataku dapat dioperasi, kebetulan saat itu dokter rusia sanggup mengoperasi mataku, namun hanya mata kiriku sedangkan mata sebelah kananku mengharuskan aku dioperasi di RS Rusia, meski masih experimental. Walau demikian Aku terus berdoa pada Tuhan dan berharap ada kesembuhan, hingga akhirnya harapan itu sirna ketika kuketahui kalau aku tak ada harapan untuk aku dapat melihat.. Pernah beberapa kali temanku mengeluhkan, bahwa karena operasi itu kondisi mataku semakin parah, kujawab saja dengan sederhana, bisa saja kondisi mataku jauh lebih parah ketika tidak operasi. Rasa penasaranku kini terjawabkan. Walaupun hasilnya sama saja, sama-sama tidak melihat, namun aku puas, karena telah berusaha semampuku hingga aku harus berobat keluar negri. Kini derita ini kuterima dengan hati yang lapang dan aku percaya dibalik itu semua ada hikmah yang aku dapat. Hngga aku yakin bahwa orang-orang dengan penyandang cacat adalah orang-orang pilihan, jadi berbahagialah. Saat aku sudah tidak dapat melihat lagi, aku berusaha untuk tidak membebani ibuku karena saat itu ayahku mengalami jatuh stroke yang mengakibatkan kelumpuhan pada kaki kirinya, peristiwa itu membuat ibuku sangat shock. Melihat wajah ibuku, tak tega rasanya. oleh karenanya semampuku aku menampakan padanya bahwa diriku baik-baik saja, dan terus berharap sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi pada ayahku.. Aku memiliki karakter untuk terus belajar dan tuntutlah ilmu setinggi mungkin, hingga aku melanjutkan kuliah lagi di Universitas nasional (Unas) dengan mengambil sastra inggris. Namun suatu ketika kuliahku kembali terhenti karena tahun 1998 aku menikah, dan suamiku juga tuna netra pula, dan sekarang aku memiliki 2 orang anak, anak terakhirku tunanetra pula sekaligus terkena autis. Seiring berjalannya waktu, aku terdorong untuk mencari komunitas yang yang senasib denganku, dengan harapan aku bisa tahu, suka duka menjadi tuna netra dan apa yang harus dilakukan, bersama sepupuku aku mencarinya, pertama-tama kami tergerak untuk observasi di SLB tebet dan ternyata tempat itu adalah untuk tuna grahita. Dari sana kami mendapatkan informasi kalau untuk tuna netra tempatnya di Lebak bulus, disitu saya bertemu dengan bu kartini dan bersamanya, aku belajar Braille secara privat sehingga saya lebih cepat mengetahui huruf-huruf Braille. Dan kemudian ibu kartini mengarahkan aku ke Kartika Mitra Netra. Berada disana sungguh saya sangat senang karena saya dapat menjumpai orang-orang yang senasib dengan saya, dan ada beberapa orang yang memiliki penyakit yang sama seperti saya yakni Retinetik Stik Mentosa. Dari sana saya mulai aktif di perkumpulan remaja tuna netra. Lama disana saya dipercayakan menjadi sekretaris kartika mitra netra. Hingga akhirnya aku dapat mengenal dengan ibu aryani, dia adalah ketua umum himpunan wanita penyandang cacat Indonesia (HWPCI), melalui dialah yang membuka gerbang karir menjadi aktfis penyandang cacat. Saya bersyukur saya diberi kesempatan mengikuti leadership and management training di Negara India, saya menjadi salah satu yang menemaninya mengikuti training disana, alasan karena bu aryani melihat diriku memiliki kualitas dan kapasitas bahasa inggris yang baik. Pasca training aku semakin dilibatkan di dalam HWPCI hingga kemudian pada tahun 1998 aku direkrut menjadi kepala pengembangan daerah. dan pada tahun 2000 DPP Pertuni mempercayakan saya menjabat sebagai Kepala Departemen Pemberdayaan Perempuan. Keatifan dan integritasku mulai diketahui oleh banyak orang, hingga kemudian 2002 pada momen Munas Perhimpunan penyandang cacat Indoensia (PPCI) meminta ku menjabat sebagai kepala seni dan budaya. Dan aku menerimanya dengan harapan aku membrikan kontribusi nyata. Dari sana mobilitasku semakin luas, hingga aku dapat melalang buana ke berbagai Negara untuk mengahadiri Confrence tuna netra Internasional.. Rasanya Tuhan sudah mengatur masa depanku, tanpa aku mencari justru mendapat. tanpa aku duga pada tahun 2004 aku direkomendasikan Kartika Mitra Netra untuk bekerja di hotel Grand Maliya sebagai switch board atau operator telpon, pekerjaan ini lah yang mematangkan komptensiku. meskipun Awalnya aku mengalami kesulitan saat di tahun pertama aku berkerja di hotel bintang lima ini, bekerja sebagai switch board atau operator telpon tidak hanya menerima telpon, Checking atau pesan kamar, memberikan informasi atau menjawab setiap keluhan, akan tetapi juga berhubungan dengan Bill yang langsung berhubungan dengan komputer, untungnya komputer tersebut sudah diinstall jaws aplikasi untuk tuna netra sehingga ditahun berikutnya saya dapat bekerja dengan mandiri, namun sesekali masih tetap membutuhkan orang lain. Saya bersyukur melalui pekerjaan ini aku dapat membuktikan ditengah keterbatasku aku mampu mengerjakan tugas tersebut dengan dengan penuh tanggung. Pekerjaan kini telah aku dapat. Namun perjuangan belum lah selesai, problem lintas sektoral penyandang cacat masih terus terjadi. aksesibilitas penyandang cacat jauh dari harapan. Serta kebijakan pemerintah cenderung diskriminatif dan lain sebagainya. Menjadi bagian dari misi dan tanggung jawab yang harus aku jalankan.

30 Oktober 2008

LIPUTAN KAMABA 2008 UNIT KEGIATAN KEROHANIAN KRISTEN UNIVERISITAS TRUNOJOYO (UK3 UNIJOYO)

LIPUTAN KAMABA 2008 UNIT KEGIATAN KEROHANIAN KRISTEN

UNIVERISITAS TRUNOJOYO (UK3 UNIJOYO)

10 – 12 OKT 2008

WISMA CIPTA NINGATI - PACET

YOHANES 4 : 14

UK3 Unijoyo melaksanakan kegiatan Kamp Mahasiswa Baru yang disingkat dengan nama Kamaba, kegiatan ini diadakan pada hari jumat – minggu 10 s.d 12 Oktober 2008. Sebelum berangkat menuju Wisma Cipta Ningati, desa Wiyu – Pacet, diadakan Opening Ceremonial di depan kantor Pusat Universitas Trunojoyo. Dihadari oleh Presiden mahasiswa Erfandi dan Pimpinan rektorat bidang kemahasiswaaan yang diwakili oleh ibu Hj. Dra.. Anugrah, MM berkenan untuk memberikan kata sambutan sekaligus melepas pemberangkatan.

Pemberangkatan dibagi menjadi 3 (tiga) gelombang, gelombang pertama yakni pioneer 8 orang dengan 4 kendaraan motor berangkat pukul 07.00, gelombang kedua pukul 13.00 dengan kendaraan bis kampus dengan 31 penumpang, gelombang 3 dengan kendaran mobil chery, dinaiki 11 orang dengan jumlah peserta dan panitia 50 orang, jumlah tersebut selain pembimbing dari YPPA Lahai Roy, alumni unair sekitar 8 orang yang langsung datang ke ke tempat kegiatan, dengan total sekitar 58 orang yang mengikuti kamaba saat itu.

Seharusnya pukul 16.00 acara kamaba dimulai namun menjadi terlambat karena dalam penyebrangan kamal – perak ada latihan perang untuk mempersiapkan HUT TNI ke 63. mengakibatkan tertahannya kapal fery yang kami naiki, untuk sampai ke pelabuhan perak saja dibutuhkan waktu hampir 3 jam. Baru jam 19.30 sampai di tempat tujuan, kemudian acara baru dapat dimulai pukul 20.00 setelah makan malam selesai.

Setelah pujian singkat dinyanyikan kemudian sesi dimulai dengan dibawakan oleh bapak Iwan Catur Wibowo, SS. MDiv dari PERKANTAS, menjelaskan secara teologia dengan materi mengenai manusia dan dosa, setelah memaparkan dengan cukup hikmat, acara dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib dan kewajiban peserta serta pembagian kelompok KK. Kemudian sekitar pukul 22.00 peserta kembali ke kamar masing-masing untuk sharing dengan pembimbing yang sudah ditentukan perkelompoknya.

Kemudian waktunya tidur deh .. Zzz zzz

Teng teng ….. hari sabtu, Pukul 05.00 pagi semua peserta bangun,.. saatnya untuk saat Teduh, pukul 07.30 acara hari kedua dilanjutkan kembali, setelah mandi dan sarapan pagi acara hari kedua dimulai kembali, dengan middle ceremonial, puji-pujian kemudian dilanjutkan sesi II dengan pembicara yang sama pada sesi I yakni bapak iwan dengan membawakan materi tentang Allah yang cukup memberikan pemahaman dasar mengenai Allah, eloim atau yahwe. Kemudian pukul 10.00 WIB dilanjutkan dengan Kelompok kecil I (KK) mereview tingkat pemahaman peserta pada sesi II. KK I selesai dilanjutkan dengan Games yang dibawakan oleh Tommy aruan dan Hanri siahaan, cukup membuat kelelahan peserta menjadi terobati.

Peserta kemudian beristirahat sekitar 3 jam, dan tepat pukul 16.00 wib dimulai KKR keselamatan, yang dibawakan dengan hikmat dan penuh berkat oleh ibu sulis, bersyukur melalui KKR ini ada banyak peserta yang sungguh merasakan hadirat Tuhan, sukacita besar bela ada beberapa orang yang bertobat dan menerima Yesus sebagai sang jurus selamat dengan maju ke altar call. Karena peserta fokus pada pujian, doa dan khotbah tak terasa 2.5 jam telah berlalu. Setelah KKR selesai panitia membrikan cideramata kepada ibu sulis serasa terus mendoakan ibu sulis, agar terus dipakai oleh Tuhan, untuk kemulian-Nya.

Karena kondisi lelah, dan pada waktu itu tepa pukul 19.00 tiba waktunya untuk makan malam. Setelah itu acara dilanjutkan kembali. Dengan kata sambutan atau prakata dari ketua Lahai Roi Bang Agustinus, SH,. MH., pertama-tama beliau menerangkan sesuatu tentang YPPA Lahai Roi, dan mengungkapkan sukacita melihat kerja keras yang dlakukan oleh panitia hingga dapat berjalannya Kamaba ini. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemutaran film Bellrock dengan mas elia yang memandu dan menerangkan setiap makna dalam film tersebut.

Baru kemudian acara yang ditunggu-tinggu adalah talent show dengan cahaya api uggun yang meneranginya. setiap kelompok menampilkan satu pertunjukan. Dari serangkaian penampilan yang muncul, membuat orang tergelitik utuk tertawa lebar Karena semua pertunjukan sungguh lucu dan menarik.

Acara ditutup dengan kontemplasi oleh mas necky (FT02) dan ditutup oleh rony siahaan. Kemudia setiap peserta kemabali kekamarnya masing-masing kemudian dilanjutkan dengan sharing.

Setelah itu peserta tidur. ZZzzzz.

Teng-teng hari minggu telah tiba, pukul 05.00 kembali setiap kamar melakukan saat teduh dengan dipandu dengan para pembimbing, setelah mandi dan makan pagi. Pukul 08.00 peserta sudah ganteng dan cantik-cantik, memasuki aula untuk mengikuti ibadah minggu pagi dengan pembicara bapak Budi W. dengan kotbah mengenai tema kampmaba yakni tentang air kehidupan. Kemudian setelah Ibadah minggu berjalan dengan hikmat.

Kemudian Peserta bersiap-siap untuk outbound. Dari setiap game dalam outbound cukup unik dan menyenangkan, tiap pos per pos penuh dengan tantangan, sehingga hal itu membuat momen itu menjadi tidak terlupakan. Alhasil usai outbound pikiran peserta fresh kembali.

Tak terasa akhirnya sudah tiba waktunya untuk kembali. Pada pukul 14.00 closing ceremonial dengan acara pujian-pujian, kesan dan pesan dari perwakilan maba perempuan dan laki-laki, pembagian hadiah pemenang outbound, selayang pandang ketua pelaksana, dan penutup diakhiri oleh mas elia. foto bersama. Kemudian kami pulang dengan damai . Say On Ara

Atas panitia kampmaba 2008 kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada YPPA Lahai Roi atas dukungan dan kontribusi yang cukup besar dalam doa dan dana, secara khusus berterima kasih kepada Bang Agus, Mas Budi, Mas Elia dan alumni Unair dan ITS yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang cukup membantu hingga terlasananya Kampmaba UK3 Unijoyo.

Atas nama pribadi saya Rony Ryanto ketua pelaksana, secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bang ade, bang Arif, Bang Darwin, bang frans, Dina, Halomoan, Nanny O. Freddy, James, Melky, Tommy, Stevanus, Hanri, atas kerja keras dan inisiatif selama +- 1 bulan tanpa mengeluh sedikit pun. Percaya Tuhan akan pakai kalian lebih bro.

Dan juga kepada teman-teman panitia yang tidak dapat saya persebutkan satu persatu, terima kasih atas segala keterlibatan teman-teman dalam kampmaba ini.

Tuhan Memberkati

Thanks To For Maba

1. Jepri Erikson Sitorus

2. Timotius Febry Christian

3. Butet Efrayuni Tamba

4. Randy Hard

5. Kurniawati Meilina Putri Kapitan

6. Juangri Marpaung

7. Hardi Gultom

8. Krisa Elisabeth Sijabat

9. Valentine Megasari Sihombing

10. Alfred Saur Matua Marbun

  1. Sanggam Benedictus. Sitanggang
  2. Bravo Jaya Pramono .S
  3. Yurenus

Thanks to For Peserta + Panitia

1. Rony Ryanto Siahaan

2. Arief B.Simanjuntak

3. Darwin Irianto Purba

4. Marudut Gultom

5. Dina Wilendari Purba

6. Nanny Sariyati .O

7. Rotua

8. Pius

9. Samuel Kristiawan

10. Yohanes Purba

11. Frans Purba

12. Jenny

13. Fredy Siagian

14. Wandy

15. Gani

16. Leo

17. Stefanus Ginting

18. Petrus

19. Melky Siahaan

20. Tommy Aruan

21. Hanri

22. James

23. Eben

24. Guntur

25. Halomoan

26. Rotua

27. Tetty

28. Fitri

29. Ade Sirait

30. Meilina

31. Rina

32. Jansen Hutagaol

01 September 2008

UK3 Unijoyo Roadshow Ke UKK-UGM

Tepatnya hari selasa, 29 Agustus 2008, kami berempat (Rony Siahaan, Marudut Gultom, Nany Obije, Dina Wilendari Purba) mengunjungi UKK UGM, yang pada saat itu UGM kebetulan sedang melaksanakan EXPO menyambut mahasiswa baru.

Dengan ramah hati mahasiswa Kristen UGM yang bernama Deo (Jur. Geografi ‘06 ) menyambut kami, dan ternyata wajah kami dipandang tidak asing, saat kami mengucapkan kepada mereka syalom, keakraban semakin terlihat tak kala deo melihat Marudut Gultom, yang mana sempat berjumpa ketika forum besar UK3 se-jawa bali di Institute Teknologi Bandung awal tahun 2008 lalu.

Disana kami mensharingkan kondisi UK3 unijoyo, dari mulai struktur organisasi, kegiatan rutin, bulanan dan kegitan ceremonial lainnya hingga hambatan-hambatan yang dialami. Dari sharing dengan pengurus UKK-UGM ternyata struktur organisasi UKK UGM cukup sederhana hanya memiliki 4 (empat) divisi yakni divisi misi, divisi litbang, divisi pemerhati, divisi danus dengan pengurus tidak lebih dari 10 mahasiswa. UKK-UGM dengan PMK di tiap fakultas memiliki hubungan kordinatif dengan demikian PMK Fakultas sifatnya adalah otonom.

Namun malang ketika mendengar kondisi objektif UKK-UGM, bahwa dari kegiatan doa pagi pada hari sabtu, hanya dihadiri oleh paling banyak 10 mahasiswa saja, padahal menurut database pusat, mahasiswa Kristen UGM lebih dari 2000 mahasiswa. Dan kegiatan PMK di tiap fakultas rata-rata hanya dihadiri 20 mahasiswa. Bahkan menurut pemaparan deo, telah terjadi sekat-sekat antara UKK-UGM dan PMK-PMK Fakultas. Saat kami menanyakan, apa penyebabnya, ia (deo red) menuturkan selain apatis sebagian mahasiswa kristen terhadap kegiatan UKK-UGM dan PMK Fakultas sebagian besar lainnya adalah denominasi gereja-gereja. Kemudian diperparah lagi mulai terputusnya komunikasi dengan para alumni mahasiswa Kristen dan para senior yang dulu pernah menjabat di UKK-UGM membuat para pengurus UKK-UGM sulit menentukan arah pengembangan UKK-UGM kedepan. Mendengar kondisinya seperi itu kemudian kami memberikan motivasi kepada mereka bahwa persekutuan jangan berorientasi pada hasil dengan target kuantitas mahassiwa Kristen yang mengikuti ibadah yang ditentukan, melainkan pada proses yang tak pernah berhenti berjuang demi menyelamatkan banyak jiwa yang mulai jauh dari Tuhan, percaya Tuhan menyertai kalian

Karena hari telah sore, akhirnya kami mengakhiri pembicaraan kami, berharap kami dapat datang dikemudian hari. Sambil bertukar FS agar komunikasinya tetap dapat terjalin.

Say on ara UKK-UGM.

Tuhan Memberkati.

FS UGM : ukkugm@yahoo.co.id

FS Deo : de_mylo_jogja@yahoo.co.id

24 Agustus 2008

BERKUASA UNTUK RAKYAT

Ketika Fernando Lugo, mantan uskup katolik di paraguay, terpilih menjadi presiden, banyak yang bertanya: apa yang akan dilakukannya.

Pertanyaannya itu dijawab semalam menjelang pelantikannya sebagai presiden, 15 agustus 2008 lalu, ia menyatakan tidak akan menerima gaji sebagai presiden yang besarnnya 4.000 dollar AS atau sekitar rp. 37 juta per bulan. Uang itu akan diperuntukan bagi rakyatnya yang papa.

Lugo memenangi pemilihan presiden pada april lalu. Kemenangan Lugo itu mengakhiri 61 tahun kekuasaan asosiasi republik nasional atau partai clorado. Negeri berpenduduk 6.1 jiwa itu, menurut transparency international, menempati urutan ke-138 dari 180 negara terkorup di dunia.

Apa yang dijanjikan Lugo kita lihat sebagai salah satu bentuk bagaimana mengartikan dan memaknai kekuasaan, Lugo yang menang dengan mengibarkan bendera aliansi patriotik untuk perubahan, sadar bahwa ia berhasil memenangi pemilihan presiden karena didukung rakyat miskin, orang-orang papa yang selama ini kurang diperhatikan pemerintah.

Ketertarikan terjun ke dunia politik dengan meninggalkan jabatannya sebagai uskup juga karena keprihatianannya melihat begitu banyaknya rakyat Paraguay yang menderita, yang terpinggirkan, yang tidak dipedulikan oleh rezim yang korup.

Sebagai seorang politikus dapat dikatakan Lugo masih hijau. Ia baru terjun ke dunia politik tahun 2006, tetapi, pengalamannya selama 30 tahun sebagai rohaniawan dalam gereja roma katolik, baik secara imam maupun uskup, memberikan bekal sebagai presiden.

Sebagai seorang mantan uskup kiranya Lugo meyakini agama memiliki kekuatan untuk membangun solidaritas sosial, menghasilkan rasa bermasyarakat. Rasa bermasyarakat itu menurut David C Leege, pada gilirannya berfungsi sebagai mediasi bagi tindakan kolektif yang sangat penting dalam demokrasi.

Banyak orang yang berlomba merebut kekuasaan tetapi hanya sedikit yang sadar bahwa memegang kekuasaan itu mengandung kewajiban . kekuasaan di satu-sisi memang mengiurkan, sangat menggoda sehingga orang bisa mabuk daratan untuk mengejarnya dan menikmatinya, akan tetapi, di sisi lain, kekuasaan bisa melahirkan bencana kalau tidak dilaksanakan sebagai mana mestinya, kalau demi kepuasaan diri, ataupun dengan kelompoknya atau demi kekuasaan itu sendiri. Karena itu, Lugo mengembalikan buah dari kekuasaan itu kepada yang memberi kekuasaan, rakyat oleh karena rakyatlah yang sebenarnya pemilik kekuasaan itu..

PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDANA

ABSTRAK SKRIPSI RONY RYANTO FH ’04 UNIJOYO

Masih segar dalam ingatan, ketika mendengar kata Nila Vitria pikiran kita akan tertuju pada suatu peristiwa pembunuhan yang terjadi pada hari selasa, 23 Oktober 2007 dikawasan dukuh kupang barat yang dilakukan oleh nila terhadap agus yang tercatat sebagai anggota korps angkatan laut TNI AL, dengan sangkur miliknya sendiri. Sebuah fakta hukum terungkap dalam gelar perkara yang diadakan oleh Polwiltabes Surabaya pada tanggal 09 November 2007 lalu, bahwa Nila mendapat kekerasan dari agus, selain pukulan dan diseret keluar dari tempat kos, baju nila juga pun di robek hingga nyaris telanjang, pengamatan tersebut diyakinkan oleh dua saksi kunci Samsuri dan Nurali yang menyaksikan Nila dan Agus bergumul di depan sebuah warung, jarak warung itu sekitar 50 meter dari kamar kos Nila. Didepan warung tersebut nila mendapatkan perlakuan kekerasan, sampai akhirnya nila dalam posisi terdesak saat melihat agus ingin mengambil sangkurnya nila segera mencabut sangkur milik Agus lebih dulu dan menghunuskan ketubuh agus untuk menyelamatkan diri.

Pasca peristiwa tersebut Polwiltabes Surabaya menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3), atas dasar bahwa perbuatan nila tidak dapat dipidana karena terdapat unsur-unsur daya paksa (overmacht) dan pembelaan terpaksa (noodweer), penghentian penyidikan menuai protes, khususnnya dari korps TNI AL mewakili keluarga agus, bahwa yang berwenang menyatakan bersalah atau tidaknya pelaku hanya institusi pengadilan, tindakan ini mengindikasikan over otority didalam dalam lembaga kepolisian kemudian pihak korps TNI AL mengajukan permohonan Praperadilan atas SP3 kasus nila hasilnya pihak pengadilan Negeri Surabaya menerima permohonan tersebut.

Penghentian penyidikan di dalam kasus nila dapat dibenarkan secara hukum, karena kepolisian sendiri menjadi garda pertama criminal justice system sebagai bentuk penegakan hukum serta sarana implementasi KUHAP untuk memberikan perlindungan hak asasi tersangka/terdakwa dihadapan hukum. Didalam KUHAP pasal 109 ayat (2) secara tersurat bahwa penghentian penyidikan dapat dihentikan demi hukum serta bagian dari proses penyelesaian dengan menggunakan asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, guna mengurangi menumpuknya beban perkara pengadilan negeri Surabaya. Dengan kata lain jika pandangan publik secara umum dikuti fakta hukum yang memperkuat bahwa pelaku tidak bersalah, untuk apa kemudian dilanjutkan sampai ke jaksa penuntut umum hingga pada meja persidangan.

04 Agustus 2008

Partisipasi FH Unijoyo dalam MCC Piala Pringgodigdo I BEM FH Unair 2008

Keikutsertaan mahasiswa FH Unijoyo dalam Moot Court Competition [MCC] perebutan piala Pringgodigdo I yang diadakan oleh BEM FH Unair pada tanggal 02 - 03 Agustus 2008, telah berusaha mengangkat eksistensi FH Unijoyo di tataran nasional dihadapan delegasi FH dari 8 kampus se – Indonesia. Acara yang dibuka oleh Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan dan dihadiri prakatisi dari Lembaga Perhimpunan Advokat Indonesia (peradi), ikatan advokat Indonesia [Ikadin] serta jajaran rektorat dan pimpinan fakultas hukum, memberikan cukup sprit bagi peserta untuk menampilkan performance terbaiknya.

Penyisihan dalam Kompetisi peradilan semu tersebut dibagi menjadi 3 pool, pool pertama terdiri dari univeritas wijaya kusuma (UWK), Universitas bhayangkara [UBHARA], Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado, pool kedua yaitu Universitas Surabaya (UBAYA), Unijoyo, Universitas Udayana, pool ketiga Universitas Sumatra Utara (USU), Universitas Diponegoro (UNDIP) semarang dan univeritas Mataram (UNRAM) .

Pun FH unijoyo tidak masuk final namun secara peringkat berada diposisi 5 (lima) diatas FH UWK, FH UNRAM, FH UBAHRA, FH UNSRAT, adalah hasil yang yang lumayan baik, dengan berbekal pengalaman dengan harapan lebih terasah untuk mengikuti kompetisi peradilan semu berikutnya.

28 Juli 2008

Galeri BEM FH bagian 2

" SEMINAR REGIONAL “ PROSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM DALAM PERSEPSI HAM PASCA SURAMADU” DAN KONFERENSI DAERAH I MADURA – FORUM KOMUNIKASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM SE-JAWA TIMUR "

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum kembali memperoleh kepercayaan Forum Komunikasi BEM FH JATIM untuk menyelenggarakan Konferensi Daerah I Madura, yang merupakan forum komunikasi antar BEM se-Jawa Timur. Kegiatan Konferensi yang dioptimalkan dengan Seminar Regional “Prospektif Penegakan Hukum Dalam Persepsi HAM Pasca Suramadu” dihadiri oleh peserta dari berbagai elemen, yakni mahasiswa Fakultas Hukum Unijoyo, delegasi BEM se-Jawa Timur, LSM, Sekjen PSMTI Jatim, Ketua Omek, Pimpinan Pemerintah Kabupaten, Pimpinan DPRD, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, Kapolres, Kyai/Ulama seluruh wilayah Madura. 

Seminar regional dan konferensi daerah yang diselenggarakan pada tanggal 03 April 2008, tempatnya di Auditorium Universitas Trunojoyo, bertujuan untuk mempersatukan persepsi arah penegakan hukum pasca jembatan Suramadu, membengun kerangka berpikir yang solutif bagi upaya penegakan hukum dalam persepsi hak asasi manusia, dan juga pembentukan Koordinator Daerah Madura Forum Komunikasi BEM FH se-Jawa Timur.

Setelah dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor III, H. Boedi Mustiko,SH.,M.Hum, kegiatan diawali dengan paparan keynote speaker, yakni Kakanwil Depatemen Hukum dan HAM Jatim, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain, Kapolwil Madura, KOMBES .POL. Badrun Arifin, Bakorwil IV Pamekasan, Drs. Maknum Dasuki, M.Si, Dosen Hukum Administrasi Negara, Dr. Nunuk Nuswardani, SH.,MH, Ketua PUSHAM Unijoyo, Safi’, SH, Aktivis HAM Tionghoa INTI Jatim, Hendy Prayogo, dan Direktur Andalan Institute, Syafrudin Budiman, SIP.

Seminar regional yang berakhir pada pukul 15.00 wib ini merupakan awalan dari pelaksanaan Konferensi Daerah I wilayah Madura, yang mengagendakan pembahasan Tatib Sidang, AD/ART, pemilihan KORDA dan FORMATUR. Keseluruhan kegiatan berjalan dengan sukses sesuai dengan harapan yang diinginkan semua pihak.

Galeri BEM FH Unijoyo bagian 1

Auditorium Universitas Trunojoyo Madura, pada hari Kamis, 13 Maret 2008, minggu lalu jadi meledak ramai dipenuhi appresian sastra, penulis-penulis muda dan para aktivis teater. Tak hanya appresian, penulis-penulis muda dan para aktivis teater dari Unijoyo sendiri, tapi 4 kabupaten se-Madura turut berpartisasi didalam kegiatan yang penuh dengan nuansa sastra. 

Kegiatan bedah buku antologi puisi aksara yang meneteskan api karya R. Timur Budi Raja yang diadakan BEM FH adalah wujud concern terhadap pembangunan sastra dikampus Universitas Trunojoyo. Dan didalam sambutan PD III FH Nunuk Dr. Nuswardani, SH, MH mengatakan bangga ketika buku tersebut ditulis oleh mahasiswa unijoyo sendiri, dengan antusiasnya beliau mengajak seluruh mahasiswa untuk berkarya dalam sastra untuk merevitalisasi seni sebagai entitas bangsa.. 

Mengawali acara bedah buku, terdapat orasi budaya tentang apatisme sebagian besar anak bangsa terhadap seni dan sastra. Sehingga pada saat itu seluruh peserta yang hadir tergugah setelah mengetahui bila sedemikian pudarnya budaya Indonesia atas hedonisme, betapa miris bila sering dijumpai anak-anak muda lebih senang musik hip hop dari pada musik tradisonal, lebih mencintai produk kapitalistik daripada produk domestik, ungkap Drajat Wicaksono, S.sos, Msi dalam orasinya. Selanjutnya parade baca puisi yang dibawakan oleh kawan-kawan komunitas seni Teater Lantera STKIP PGRI sumenep, Pengestu UIM Pamekasan, Semedi sastra pamekasan menuai decak kagum dari para peserta yang hadir pada saat itu, tak terbantahkan ada banyak pesan dan makna pada setiap iringan kata-kata dalam dalam puisi yang dibacakan. Barulah Bedah Buku dimulai dengan penyaji R. Timur Budi Raja (Penulis) pembedah M. Fauzi Ppt, Spd (Penyair) dan pembanding Didik Wahyudi (penyair) nama-nama tersebut diatas tidak asing bagi kawan-kawan teater di wilayah jawa timur. Pemaparan tiap pemaparan dilayangkan menggiring peserta kealam sastra, tak pelak bahwa didalammya ada banyak pesan moral atas kondisi bangsa. Dan setiap ungkapan yang dekpresikan dengan rasa yang dimiliki diverbalkan dengan kata-kata yang terkemas rapih dalam seni dan sastra, dan sebelum berakhirnya bedah buku iring iringan musikalisi puisi terdaraskan, sehingga bedah buku yang dikemas dengan sedemikian kompleks menjadikan pengalaman menarik bagi 100 lebih peserta yang hadir pada saat itu.    

23 Juli 2008

Kumpulan Humor Rohani Kristen 2

PINGUIN JALAN-JALAN

Roma

Seorang polisi sedang mengatur lalu lintas pada sebuah perempatan yang sangat ramai saat ia melihat seorang pengemudi membawa selusin pinguin di bagian belakang mobilnya. Polisi itu kemudian menghentikan mobilnya. "Anda tidak boleh membawa pinguin berkendara seperti ini," kata pak polisi.

KOMITMEN TOTAL SEEKOR BABI

Suatu hari, seekor ayam dan babi berjalan bersama melewati sebuah gereja dan membicarakan masalah kelaparan dunia. Sang ayam mengatakan bahwa spesiesnya dan spesies babi bisa saja menyediakan makanan bagi semua orang di dunia dengan makan pagi yang enak; daging babi dan telur ayam.

ANJING MAIN KARTU

Seorang pria melewati sebuah meja di hotel dan melihat tiga orang pria dan seekor anjing sedang bermain kartu. Anjing itu bermain layaknya manusia.

KURA-KURA ADOPSI

Seekor kura-kura kecil mulai memanjat sebuah pohon dengan perlahan-lahan. Setelah selama berjam-jam mencoba, ia akhirnya sampai ke puncak, kemudian melompat sambil mengepakkan kaki-kakinya. Ia jatuh dengan keras ke tanah. Setelah sadar, ia memanjat lagi, lompat lagi, dan jatuh lagi. Kura-kura itu terus mencoba, sementara sepasang burung di atas pohon mengamati kura-kura itu dengan penuh rasa iba.

BETET KURANG AJAR

Seorang pria membeli burung betet dari toko hewan. Ketertarikan pria itu pada si betet langsung hilang karena betet itu mengucapkan kata-kata kotor. Ia mencoba mengajak bicara betet itu dengan halus, namun kata-kata kotornya semakin menjadi-jadi. Akhirnya, karena sudah sangat jengkel, pria itu memasukkan betet tadi ke lemari es. Betet itu segera berhenti mengoceh.

taken : I-Humor

Kumpulan Humor Rohani Kristen

DENGAN SENANG HATI Seorang ibu hendak memberi pelajaran moral kepada anak perempuannya yang masih duduk di kelas 1 SMP. Sebelum berangkat ke gereja dia memberikan dua lembar uang pecahan Rp. 1000 dan Rp. 5000 kepadanya sambil berpesan, “Pilih salah satu yang kamu mau berikan sebagai persembahan.” Sepulang dari gereja ibunya bertanya, “Uang yang mana kamu berikan untuk persembahan?” “Tadinya saya mau kasih yang Rp. 5000,” anaknya menjawab, “tapi sebelum persembahan dipungut saya dengar dari mimbar bahwa Tuhan mau kalau kita memberi dengan senang hati.” “Terus?” “Saya merasa lebih senang kalau memberikan Rp. 1000, jadi itu yang saya kasih.” (Pesan moral: Persembahan akar katanya “sembah” yang mengandung makna berbakti atau pemujaan kepada Tuhan. Di zaman Perjanjian Lama “persembahan” identik dengan “korban” yang dibawa seseorang kepada Allah. Karena itu persembahan kita harus tulus, “sebagaimana Kristus Yesus juga…telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Ef. 5:2.) SURAT KALENG Pada suatu pagi seorang pendeta menerima kiriman sepucuk surat dari pos. Ketika sampul dibuka ternyata isinya hanya selembar kertas berisi satu kata di atasnya: BRENGSEK. Minggu berikutnya ketika berkhotbah pendeta ini mengumumkan kepada jemaat, sambil tersenyum: “Saya tahu ada banyak orang yang menulis surat tetapi ‘lupa’ menuliskan namanya. Tapi minggu lalu saya menerima sepucuk surat dari seseorang yang tidak lupa menyebutkan namanya, tapi lupa menulis isinya…” (Pesan moral: Banyak alasan orang untuk kesal kepada pendetanya, dan salah satu cara yang “aman” untuk menumpahkan amarah ialah melalui surat kaleng. Pendeta juga manusia, tidak sempurna. Tapi kalau ada yang salah, “nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah” [1Tes. 5:11]. Jangan bermain belakang, sebab “orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan” [Mzm. 101:5].) SALAH SANGKA Ketika persembahan hendak dipungut seorang remaja merogoh kantongnya dan mengeluarkan selembar uang Rp 1000 yang langsung dimasukkannya ke dalam pundi persembahan yang diedarkan melewati bangku tempat duduknya. Pada saat bersamaan seseorang yang duduk di belakangnya menepuk pundaknya sembari menyodorkan selembar uang Rp 20.000. Tertegun sejenak dengan kedermawanan orang itu, anak remaja itu lalu mengambil uang tersebut dan langsung memasukkannya juga ke dalam pundi persembahan. Beberapa saat kemudian pundaknya ditepuk lagi. Dia menoleh ke belakang dan mendengar orang yang menepuk bahunya itu berbisik: “Uang Rp 20.000 barusan itu uang yang jatuh dari kantong kamu tadi.” “Hah?” Dia hanya bisa mengikuti dengan pandangan matanya pundi yang terus berjalan dari tangan ke tangan terus semakin jauh ke depan… (Pesan moral: Apakah ada pahalanya untuk persembahan yang diberikan secara tak sengaja? Entahlah. Masalahnya ialah, apakah kita merasa menyesal telah memberikan sesuatu kepada Tuhan? Banyak orang yang mula-mula bersemangat membantu pekerjaan Tuhan dengan uangnya, hanya untuk menyesal di kemudian hari akibat keinginannya tidak diikuti atau karena berseteru dengan teman sekerja. Karena itu,“apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” [Kol. 3:23].)

22 Juli 2008

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIJOYO Edisi IV

E. FOOTNOTE (CATATAN KAKI) 1. Ada beberapa hal dalam pengaturan mengenai footnote, yakni : a. “Footnote”adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber, pendapat, fakta atau ikhtisar atau suatu kutipan dana dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks ; b. Sesuai dengan namanya, “footnote” seyogyaya ditempatkan di kaki halaman, untuk memudahkan pengetikannya “footnote” dapat ditempatkan di belakang tiap-tiap halaman tanpa diberi judul “footnote” atau judul lain. Cara lain adalah menempatkan seluruh “footnote” pada halaman baru sebelum halaman daftar bacaan dengan diberi judul ”footnote” ; c. Kalau footnote ditempatkan di kaki halaman, maka : (1). Tiap-tiap footnote ditempatkan pada halaman yang sama dengan bagian yang dikutip atau diberi komentar ; (2). Pada jarak 2 (dua) spasi di bawah teks baris kalimat terakhir ditarik garis pemisah mulai dari batas margin kiri ke margin kanan kurang lebih 5 (lima) cm ; (3). Footnote pertama pada halaman yang bersangkutan, juga ditempatkan pada jarak 2 (dua) spasi di bawah garis pemisah ; (4). Nomor-nomor footnote disusun berurutan, tanpa titik, tidak ditebalkan, tidak diberi tanda kurung, tidak ditulis miring dan lain -lain. d. Tiap-tiap nomor footnote ditempatkan setengah spasi di atas baris pertama, langsung diikuti huruf pertama dalam footnote (tanpa diselingi satu pukulan ketik) ; e. Tiap-tiap footnote diketik berspasi satu dan dimulai sesudah 7 (tujuh) pukulan ketik dari margin kiri ; f. Kalau footnote terdiri atas 2 (dua) alenia atau lebih, maka tiap-tiap alenia disusun seperti petunjuk tersebut di atas ; g. Jarak antara tiap-tiap footnote adalah 2 (dua) spasi. 2. Bentuk-bentuk footnote : a. Buku Yang dicantumkan berturut-turut adalah nomor footnote, nama pengarang, tempat diterbitkan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Judul buku diberi garis bawah, jilid dan cetakan tidak selalu ada. (1). Pengarang seorang : Diponoto Joy, Ilmu Negara (Jilid I), Balai Pustaka, Jakarta, 1975, h.166. (2). Pengarang 2 (dua) atau 3 (tiga) orang, nama ditulis seluruhnya. (3). Pengarang lebih dari 3 (tiga), hanya ditulis nama pengarang pertama, diikuti tulisan et. al (et. al = dengan kawan- kawan). b. Majalah Yang dicantumkan berturut-turut:nama penulis, judul tulisan di antara kutip, nama majalah (diberi bergaris bawah), nomor, tahun majalah dalam angka Romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. 3. Mempersingkat footnote : a. Ibid, jika bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama atau bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang berbeda, namun pengarangnya sama ; b. Op.Cit, jika sumber telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain ; c. Loc.Cit, jika halaman yang sama dari sumber yang telah disebutkan dengan lengkap sebelumnya, tetapi telah diselingi oleh sumber lain. F. DAFTAR BACAAN Bentuk Daftar Bacaan hampir sama dengan footnote. Adapun letak perbedaannya adalah : 1. Nama pengarang mulai diketik pada tepi garis margin kiri, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketukan ; 2. Nomor halaman tidak ada ; 3. Nama pengarang diurut berdasar abjad ; 4. Jika sumber-sumber yang digunakan banyak dan bermacam-macam (Buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan lain-lain), maka dikelompokkan dan nama pengarang juga disusun berdasar abjad pada tiap-tiap kelompok tersebut. Sedangkan persamaannya adalah pada gelar, pangkat dan sebagainya, tidak dicantumkan dalam footnote dan daftar bacaan. M. BEBERAPA PETUNJUK TAMBAHAN Adapun beberapa petunjuk tambahan yang harus diperhatikan dalam proses penyusunan skripsi, yaitu : 1. Untuk diri sendiri, gunakan istilah “ saya ” (bukan penulis, atau kami) ; 2. Perhatikan secara cermat ejaan baru ; 3. Isi (Kata) Pengantar mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah berlebihan untuk menghilangkan kesan “anda tidak ada apa-apanya” 4. Batas margin kanan tidak perlu harus lurus ; 5. Perhatikan perimbangan jumlah halaman dalam tiap-tiap bab (kecuali bab yang berisi kesimpulan atau ringkasan/resume) ; 6. Saat ujian pakaian atas putih, bawahan hitam / gelap, berdasi dan berjas almamater ; 7. Saat ujian dapat mempergunakan sarana bantu, seperti : laptop, LCD. N. PENUTUP Hal-hal yang tidak diuraikan dalam pedoman ini, diatur lebih lanjut dengan keputusan dekan, pengumuman dan lain-lain yang akan ditentukan kemudian. Bangkalan, 24 Januari 2007 Pembantu Dekan I Yudi Widagdo Harimurti, SH., MH. Nip. 132296688

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIJOYO Edisi III

E. PENULISAN KUTIPAN Macam kutipan pada penulisan skripsi ada 2 (dua), yakni : kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (parafrase). 1. Kutipan langsung : a. Pada kutipan langsung, kutipan harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya, maupun mengenai tanda-tanda bacanya ; b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris, dimasukkan ke dalam teks dengan 2 (dua) spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketik dari margin kiri ; c. Kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih diketik berspasi satu tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketik dari margin kiri. Jarak antara kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih dan teks adalah 2 (dua) spasi ; d. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian, maka bagian-bagian yang diketik jarang (ellipsis points) diselingi 1 (satu) pukulan ketik : (1). 3 (tiga) titik digunakan sebagai pengganti 1 (satu) kata sampai beberapa kalimat atau beberapa kalimat dalam 1 (satu) paragraf kata yang tidak dihilangkan ; (2). Gunakan 4 (empat) titik, sesungguhnya sebuah titik diikuti 3 (tiga) titik, jika yang dihilangkan adalah : (a). bagian akhir kalimat ; (b). bagian awal kalimat berikutnya atau lebih. e. Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan tanda kurung besar […] f. Kalau dalam kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris terdapat tanda kutip ,maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda satu koma ; g. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh pengutip dianggap perlu maka diberi garis dibubuhi catatan langsung di belakang bagian yang diberi bergaris di antara tanda kurung besar. Contoh : ” Dalam hal seperti itu, ternyata Presiden sama sekali tidak (garis bawah dari saya) mempunyai pengaruh apa-apa ”. Cara ini berlaku bagi setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli bahan yang dikutip ; h. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutip pada akhir kutipan nomor itu ditaruh setengah spasi di atas baris kalimat langsung akhir kutipan (tidak diselingi satu ketukan kosong). Nomor kutipan berurutan dari bab pertama sampai bab terakhir, tidak dibubuhi titik, tidak ditebalkan, tidak diberi tanda kurung, tidak ditulis miring dan lain -lain. 2. Kutipan tidak langsung (parafrase) : a. “Paraphrase” (parafrase) adalah “ a restatement of the sense of a text or passage in the other words, as for clearness; afree rendering or translaton, as of a pasafe…” (lihat The New Grolier Webster International Dictionary.Vol II.1976 h.688). Yang diutamakan dalam kutipan tidak langsung adalah semata-mata isi maksud atau kutipan bukan cara dan bentuk kutipan ; b. Pada kutipan tidak langsung harus dicantumkan nomor kutipan dan sumber-sumber kutipan yang dimuat dalam “ footnote dengan nomor yang sama ”.

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIJOYO Edisi II

E. PROSES PEMBIMBINGAN SKRIPSI Setelah revisi pra proposal skripsi diterima ketua jurusan, maka proses pembimbingan skripsi adalah : 1. Ketua jurusan menunjuk dosen pembimbing skripsi (I & II), yang ditetapkan dengan surat tugas dekan ; 2. Pelaksanaan pembimbingan dengan batas waktu adalah pada saat berakhirnya semester berjalan ; 3. Jika angka 2. tersebut di atas tidak terpenuhi, maka mahasiswa harus memprogram skripsi di KRS semester berikutnya. F. PROSEDUR SEMINAR HASIL Setelah pembimbingan dinyatakan selesai oleh kedua dosen pembimbing dengan membubuhkan tanda tangan atau paraf di berkas skripsi, maka sebelum ujian skripsi mahasiswa harus melaksanakan seminar hasil. Adapun prosedur seminar hasil adalah : 1. Pernah mengikuti seminar hasil mahasiswa lain, minimal 5 (lima) kali (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 2. Pelaksanaan seminar hasil dihadiri oleh mahasiswa minimal semester 6 (enam) atau semester 7 (tujuh) dan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang ; 3. Seminar hasil dipimpin oleh dosen pembimbing skripsi I. G. PROSEDUR UJIAN SKRIPSI Setelah seminar hasil, maka tahapan terakhir dari memprogram skripsi adalah ujian skripsi. Sebelum menempuh ujian skripsi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa, yakni : 1. Telah melaksanakan seminar hasil (dilampiri Berita Acara Seminar Hasil); 2. Telah lulus mata kuliah minimal 140 (seratus empat puluh) sks dibuktikan dengan Transkip Akademik Sementara ; 3. Nilai mata kuliah wajib yang lulus minimal ”C” dan nilai ”D” maksimal 15 % dari 140 (seratus empat puluh) sks ; 4. Membayar biaya ujian skripsi ; 5. Mengisi Formulir Permohonan Ujian Skripsi yang dilampiri dengan Surat Persetujuan Pembimbing (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) dan menyerahkan 5 (lima) berkas skripsi serta diajukan kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik. Apabila persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka pelaksanaan ujian skripsi adalah : 1. Penetapan Panitia Ujian Skripsi dengan keputusan dekan ; 2. Penetapan Tim Dosen Penguji Skripsi dengan surat tugas dekan ; 3. Penetapan Jadual Ujian Skripsi oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik ; 4. Pelaksanaan ujian skripsi dengan parameter penilaian : a. Originalitas tulisan (bobot 50) ; b. Kemampuan penyajian dan berargumentasi (bobot 30) ; c. Teknik penulisan (bobot 10) ; d. Sikap, perilaku dan penampilan (bobot 10). 5. Nilai ujian skripsi minimal ”C” ; 6. Terhadap nilai ujian skripsi ”C”, tidak dapat dilakukan ujian perbaikan skripsi ; 7. Jika ujian skripsi dinyatakan tidak lulus, maka harus dilakukan ujian ulang skripsi dengan membayar biaya sebesar 50 % dari biaya ujian skripsi. Pasca ujian skripsi, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus, maka yang bersangkutan harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Merevisi skripsi, maksimal 2 (dua) minggu dengan memperoleh legalisasi revisi skripsi dari Tim Dosen Penguji Skripsi, dalam bentuk penanda tanganan di Formulir Persetujuan Revisi (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 2. Berkas skripsi yang telah disetujui revisiannya, diserahkan ke Bagian Akademik Fakultas untuk dipublikasikan dengan mengisi Formulir Permohonan Pengesahan Publikasi (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 3. Mengurus Surat Keterangan Pengajuan Tahap Akhir (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum). H. FORMAT SKRIPSI Adapun format skripsi Program Studi Ilmu Hukum adalah sebagai berikut : 1. Skripsi diketik pada kertas ukuran kuarto (80 gram) dan berspasi 2 (dua) ; 2. Ukuran margin atas dan margin kiri adalah 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan adalah 3 (tiga) cm ; 3. Alinea dimulai setelah 7 (tujuh) pukulan ketik dari garis margin kiri ; 4. Jumlah halaman skripsi minimal 50 (lima puluh) halaman dan lebih menekan pada analisis bukan hanya deskripsi semata ; 5. Penulisan halaman skripsi, adalah : a. Halaman-halaman bagian awal skripsi (Judul Skripsi sampai dengan Daftar Isi) diberi nomor urut Angka Romawi kecil (i, ii, iii dan seterusnya) ditulis di bagian bawah tengah halaman, dua spasi di bawah teks, dua halaman judul dihitung, tetapi tidak diberi nomor ; b. Halaman-halaman berikutnya (mulai Pendahuluan) diberi nomor urut Angka Arab (1, 2, 3, dst) ditulis di sudut atas kanan, dua spasi di atas teks, kecuali pada halaman bab (lihat butir d) ; c. Nomor halaman tiap-tiap bab ditulis dengan Angka Arab (1, 2, 3, dst) di bagian bawah tengah halaman, dua spasi di bawah teks ; d. Pendahuluan dijadikan Bab I dan tiap-tiap bab diberi nomor urut Angka Romawi besar (I, II, III, dst ) di atas judul bab ; e. Judul bab ditulis di tengah dengan huruf besar tanpa garis bawah, tanpa ditebalkan, tanpa diakhiri titik dan tidak ditulis miring ; f. Bab (biasanya) dibagi dalam beberapa sub bab yang diberi nomor urut Angka Arab (1, 2, 3, dst). Judul sub bab ditulis dengan huruf kecil dengan garis bawah, tanpa ditebalkan, tanpa diakhiri titik dan tidak ditulis miring serta huruf pertama dari tiap-tiap kata ditulis dengan huruf besar, kecuali untuk kata-kata tugas. Kalau sub bab masih dibagi dalam sub-sub bab, judul sub-sub bab diberi huruf urut Huruf Latin kecil (a, b, c, dst). Judul sub-sub bab ditulis dengan huruf kecil yang diakhiri titik, tanpa ditebalkan, tanpa garis bawah dan tidak ditulis miring serta huruf pertama dari tiap-tiap kata ditulis dengan huruf besar, kecuali untuk kata-kata tugas. Penulisan judul subbab dan sub-sub bab dimulai dari tepi garis margin sebelah kiri ; g. Kata – kata berupa ungkapan pribadi, “motto, persembahan dan sebagainya” dimuat pada halaman sebelum halaman Kata Pengantar dan tetap diberi nomor halaman, sebagaimana ketentuan butir a. di atas. E. KERANGKA DAN ISI SKRIPSI Kerangka skripsi terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Adapun rincian bagian-bagian tersebut berikut isi skripsinya adalah sebagai berikut : 1. Bagian Awal yang berisikan : a. Halaman Judul (bagian luar/sampul) ; b. Halaman Judul (bagian dalam, persis sama dengan bagian luar/sampul) ; c. Halaman Judul (bagian dalam) ; d. Halaman Pengesahan ; e. Halaman Tim Dosen Penguji ; f. Halaman Motto ; g. Halaman Persembahan ; h. Kata Pengantar ; i. Daftar Isi ; j. Daftar Tabel ; k. Daftar Grafi/Diagram ; l. Daftar Gambar ; m. Daftar Lampiran. 2. Bagian Isi, diantaranya : a. Bab I Pendahuluan : (1). Permasalahan : Latar Belakang dan Rumusannya ; (2). Penjelasan Judul ; (3). Alasan Pemilihan Judul ; (4). Tujuan Penulisan ; (5). Metode : (a). Penelitian Normatif 1. Menetapkan Pendekatan Masalah ( sejarah hukum ; asas-asas hukum ; sistematika hukum ; perbandingan hukum ; sinkronisasi hukum) ; 2. Mengidentifikasi Bahan Hukum (bahan hukum primer ; bahan hukum sekunder ; bahan hukum tersier) ; 3. Menganalisis Bahan Hukum. (b). Penelitian Empiris Eksploratif Mengeksplorasi fenomena baru dalam kasus - kasus hukum : 1. Pendekatan Masalah (logika) ; 2. Lokasi dan Responden (probability samping; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kualitatif). Deskriptif Menguraikan keadaan yang sedang / telah terjadi dalam kasus-kasus hukum : 1. Pendekatan Masalah (logika-hipotesa) ; 2. Lokasi dan Responden (probability sampling; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kualitatif; kuantitatif). Eksplanatoris 1. Pendekatan Masalah (logika-hipotesa-verifikasi) ; 2. Lokasi dan Responden (probability samping; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kuantitatif). (6). Pertanggungjawaban Sistematika. b. Bab II Landasan Teori / Tinjauan Pustaka / Kerangka Konsep / Pengertian-pengertian Umum / Pendapat Para Ahli, dll. c. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan. d. Bab IV Penutup (1). Kesimpulan ; (2). Saran-saran. 3. Bagian Akhir a. Daftar Bacaan ; b. Lampiran-lampiran. Catatan : 1. Kerangka Dasar Skripsi sama dengan Bab I; 2. Komponen 1.f., 1.g., 1.i., 1.j., 1.k., 1.l., 1.m. dan 3.b. tidak harus ada.