28 Juli 2008

Galeri BEM FH bagian 2

" SEMINAR REGIONAL “ PROSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM DALAM PERSEPSI HAM PASCA SURAMADU” DAN KONFERENSI DAERAH I MADURA – FORUM KOMUNIKASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM SE-JAWA TIMUR "

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum kembali memperoleh kepercayaan Forum Komunikasi BEM FH JATIM untuk menyelenggarakan Konferensi Daerah I Madura, yang merupakan forum komunikasi antar BEM se-Jawa Timur. Kegiatan Konferensi yang dioptimalkan dengan Seminar Regional “Prospektif Penegakan Hukum Dalam Persepsi HAM Pasca Suramadu” dihadiri oleh peserta dari berbagai elemen, yakni mahasiswa Fakultas Hukum Unijoyo, delegasi BEM se-Jawa Timur, LSM, Sekjen PSMTI Jatim, Ketua Omek, Pimpinan Pemerintah Kabupaten, Pimpinan DPRD, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, Kapolres, Kyai/Ulama seluruh wilayah Madura. 

Seminar regional dan konferensi daerah yang diselenggarakan pada tanggal 03 April 2008, tempatnya di Auditorium Universitas Trunojoyo, bertujuan untuk mempersatukan persepsi arah penegakan hukum pasca jembatan Suramadu, membengun kerangka berpikir yang solutif bagi upaya penegakan hukum dalam persepsi hak asasi manusia, dan juga pembentukan Koordinator Daerah Madura Forum Komunikasi BEM FH se-Jawa Timur.

Setelah dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor III, H. Boedi Mustiko,SH.,M.Hum, kegiatan diawali dengan paparan keynote speaker, yakni Kakanwil Depatemen Hukum dan HAM Jatim, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain, Kapolwil Madura, KOMBES .POL. Badrun Arifin, Bakorwil IV Pamekasan, Drs. Maknum Dasuki, M.Si, Dosen Hukum Administrasi Negara, Dr. Nunuk Nuswardani, SH.,MH, Ketua PUSHAM Unijoyo, Safi’, SH, Aktivis HAM Tionghoa INTI Jatim, Hendy Prayogo, dan Direktur Andalan Institute, Syafrudin Budiman, SIP.

Seminar regional yang berakhir pada pukul 15.00 wib ini merupakan awalan dari pelaksanaan Konferensi Daerah I wilayah Madura, yang mengagendakan pembahasan Tatib Sidang, AD/ART, pemilihan KORDA dan FORMATUR. Keseluruhan kegiatan berjalan dengan sukses sesuai dengan harapan yang diinginkan semua pihak.

Galeri BEM FH Unijoyo bagian 1

Auditorium Universitas Trunojoyo Madura, pada hari Kamis, 13 Maret 2008, minggu lalu jadi meledak ramai dipenuhi appresian sastra, penulis-penulis muda dan para aktivis teater. Tak hanya appresian, penulis-penulis muda dan para aktivis teater dari Unijoyo sendiri, tapi 4 kabupaten se-Madura turut berpartisasi didalam kegiatan yang penuh dengan nuansa sastra. 

Kegiatan bedah buku antologi puisi aksara yang meneteskan api karya R. Timur Budi Raja yang diadakan BEM FH adalah wujud concern terhadap pembangunan sastra dikampus Universitas Trunojoyo. Dan didalam sambutan PD III FH Nunuk Dr. Nuswardani, SH, MH mengatakan bangga ketika buku tersebut ditulis oleh mahasiswa unijoyo sendiri, dengan antusiasnya beliau mengajak seluruh mahasiswa untuk berkarya dalam sastra untuk merevitalisasi seni sebagai entitas bangsa.. 

Mengawali acara bedah buku, terdapat orasi budaya tentang apatisme sebagian besar anak bangsa terhadap seni dan sastra. Sehingga pada saat itu seluruh peserta yang hadir tergugah setelah mengetahui bila sedemikian pudarnya budaya Indonesia atas hedonisme, betapa miris bila sering dijumpai anak-anak muda lebih senang musik hip hop dari pada musik tradisonal, lebih mencintai produk kapitalistik daripada produk domestik, ungkap Drajat Wicaksono, S.sos, Msi dalam orasinya. Selanjutnya parade baca puisi yang dibawakan oleh kawan-kawan komunitas seni Teater Lantera STKIP PGRI sumenep, Pengestu UIM Pamekasan, Semedi sastra pamekasan menuai decak kagum dari para peserta yang hadir pada saat itu, tak terbantahkan ada banyak pesan dan makna pada setiap iringan kata-kata dalam dalam puisi yang dibacakan. Barulah Bedah Buku dimulai dengan penyaji R. Timur Budi Raja (Penulis) pembedah M. Fauzi Ppt, Spd (Penyair) dan pembanding Didik Wahyudi (penyair) nama-nama tersebut diatas tidak asing bagi kawan-kawan teater di wilayah jawa timur. Pemaparan tiap pemaparan dilayangkan menggiring peserta kealam sastra, tak pelak bahwa didalammya ada banyak pesan moral atas kondisi bangsa. Dan setiap ungkapan yang dekpresikan dengan rasa yang dimiliki diverbalkan dengan kata-kata yang terkemas rapih dalam seni dan sastra, dan sebelum berakhirnya bedah buku iring iringan musikalisi puisi terdaraskan, sehingga bedah buku yang dikemas dengan sedemikian kompleks menjadikan pengalaman menarik bagi 100 lebih peserta yang hadir pada saat itu.    

23 Juli 2008

Kumpulan Humor Rohani Kristen 2

PINGUIN JALAN-JALAN

Roma

Seorang polisi sedang mengatur lalu lintas pada sebuah perempatan yang sangat ramai saat ia melihat seorang pengemudi membawa selusin pinguin di bagian belakang mobilnya. Polisi itu kemudian menghentikan mobilnya. "Anda tidak boleh membawa pinguin berkendara seperti ini," kata pak polisi.

KOMITMEN TOTAL SEEKOR BABI

Suatu hari, seekor ayam dan babi berjalan bersama melewati sebuah gereja dan membicarakan masalah kelaparan dunia. Sang ayam mengatakan bahwa spesiesnya dan spesies babi bisa saja menyediakan makanan bagi semua orang di dunia dengan makan pagi yang enak; daging babi dan telur ayam.

ANJING MAIN KARTU

Seorang pria melewati sebuah meja di hotel dan melihat tiga orang pria dan seekor anjing sedang bermain kartu. Anjing itu bermain layaknya manusia.

KURA-KURA ADOPSI

Seekor kura-kura kecil mulai memanjat sebuah pohon dengan perlahan-lahan. Setelah selama berjam-jam mencoba, ia akhirnya sampai ke puncak, kemudian melompat sambil mengepakkan kaki-kakinya. Ia jatuh dengan keras ke tanah. Setelah sadar, ia memanjat lagi, lompat lagi, dan jatuh lagi. Kura-kura itu terus mencoba, sementara sepasang burung di atas pohon mengamati kura-kura itu dengan penuh rasa iba.

BETET KURANG AJAR

Seorang pria membeli burung betet dari toko hewan. Ketertarikan pria itu pada si betet langsung hilang karena betet itu mengucapkan kata-kata kotor. Ia mencoba mengajak bicara betet itu dengan halus, namun kata-kata kotornya semakin menjadi-jadi. Akhirnya, karena sudah sangat jengkel, pria itu memasukkan betet tadi ke lemari es. Betet itu segera berhenti mengoceh.

taken : I-Humor

Kumpulan Humor Rohani Kristen

DENGAN SENANG HATI Seorang ibu hendak memberi pelajaran moral kepada anak perempuannya yang masih duduk di kelas 1 SMP. Sebelum berangkat ke gereja dia memberikan dua lembar uang pecahan Rp. 1000 dan Rp. 5000 kepadanya sambil berpesan, “Pilih salah satu yang kamu mau berikan sebagai persembahan.” Sepulang dari gereja ibunya bertanya, “Uang yang mana kamu berikan untuk persembahan?” “Tadinya saya mau kasih yang Rp. 5000,” anaknya menjawab, “tapi sebelum persembahan dipungut saya dengar dari mimbar bahwa Tuhan mau kalau kita memberi dengan senang hati.” “Terus?” “Saya merasa lebih senang kalau memberikan Rp. 1000, jadi itu yang saya kasih.” (Pesan moral: Persembahan akar katanya “sembah” yang mengandung makna berbakti atau pemujaan kepada Tuhan. Di zaman Perjanjian Lama “persembahan” identik dengan “korban” yang dibawa seseorang kepada Allah. Karena itu persembahan kita harus tulus, “sebagaimana Kristus Yesus juga…telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Ef. 5:2.) SURAT KALENG Pada suatu pagi seorang pendeta menerima kiriman sepucuk surat dari pos. Ketika sampul dibuka ternyata isinya hanya selembar kertas berisi satu kata di atasnya: BRENGSEK. Minggu berikutnya ketika berkhotbah pendeta ini mengumumkan kepada jemaat, sambil tersenyum: “Saya tahu ada banyak orang yang menulis surat tetapi ‘lupa’ menuliskan namanya. Tapi minggu lalu saya menerima sepucuk surat dari seseorang yang tidak lupa menyebutkan namanya, tapi lupa menulis isinya…” (Pesan moral: Banyak alasan orang untuk kesal kepada pendetanya, dan salah satu cara yang “aman” untuk menumpahkan amarah ialah melalui surat kaleng. Pendeta juga manusia, tidak sempurna. Tapi kalau ada yang salah, “nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah” [1Tes. 5:11]. Jangan bermain belakang, sebab “orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan” [Mzm. 101:5].) SALAH SANGKA Ketika persembahan hendak dipungut seorang remaja merogoh kantongnya dan mengeluarkan selembar uang Rp 1000 yang langsung dimasukkannya ke dalam pundi persembahan yang diedarkan melewati bangku tempat duduknya. Pada saat bersamaan seseorang yang duduk di belakangnya menepuk pundaknya sembari menyodorkan selembar uang Rp 20.000. Tertegun sejenak dengan kedermawanan orang itu, anak remaja itu lalu mengambil uang tersebut dan langsung memasukkannya juga ke dalam pundi persembahan. Beberapa saat kemudian pundaknya ditepuk lagi. Dia menoleh ke belakang dan mendengar orang yang menepuk bahunya itu berbisik: “Uang Rp 20.000 barusan itu uang yang jatuh dari kantong kamu tadi.” “Hah?” Dia hanya bisa mengikuti dengan pandangan matanya pundi yang terus berjalan dari tangan ke tangan terus semakin jauh ke depan… (Pesan moral: Apakah ada pahalanya untuk persembahan yang diberikan secara tak sengaja? Entahlah. Masalahnya ialah, apakah kita merasa menyesal telah memberikan sesuatu kepada Tuhan? Banyak orang yang mula-mula bersemangat membantu pekerjaan Tuhan dengan uangnya, hanya untuk menyesal di kemudian hari akibat keinginannya tidak diikuti atau karena berseteru dengan teman sekerja. Karena itu,“apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” [Kol. 3:23].)

22 Juli 2008

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIJOYO Edisi IV

E. FOOTNOTE (CATATAN KAKI) 1. Ada beberapa hal dalam pengaturan mengenai footnote, yakni : a. “Footnote”adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber, pendapat, fakta atau ikhtisar atau suatu kutipan dana dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks ; b. Sesuai dengan namanya, “footnote” seyogyaya ditempatkan di kaki halaman, untuk memudahkan pengetikannya “footnote” dapat ditempatkan di belakang tiap-tiap halaman tanpa diberi judul “footnote” atau judul lain. Cara lain adalah menempatkan seluruh “footnote” pada halaman baru sebelum halaman daftar bacaan dengan diberi judul ”footnote” ; c. Kalau footnote ditempatkan di kaki halaman, maka : (1). Tiap-tiap footnote ditempatkan pada halaman yang sama dengan bagian yang dikutip atau diberi komentar ; (2). Pada jarak 2 (dua) spasi di bawah teks baris kalimat terakhir ditarik garis pemisah mulai dari batas margin kiri ke margin kanan kurang lebih 5 (lima) cm ; (3). Footnote pertama pada halaman yang bersangkutan, juga ditempatkan pada jarak 2 (dua) spasi di bawah garis pemisah ; (4). Nomor-nomor footnote disusun berurutan, tanpa titik, tidak ditebalkan, tidak diberi tanda kurung, tidak ditulis miring dan lain -lain. d. Tiap-tiap nomor footnote ditempatkan setengah spasi di atas baris pertama, langsung diikuti huruf pertama dalam footnote (tanpa diselingi satu pukulan ketik) ; e. Tiap-tiap footnote diketik berspasi satu dan dimulai sesudah 7 (tujuh) pukulan ketik dari margin kiri ; f. Kalau footnote terdiri atas 2 (dua) alenia atau lebih, maka tiap-tiap alenia disusun seperti petunjuk tersebut di atas ; g. Jarak antara tiap-tiap footnote adalah 2 (dua) spasi. 2. Bentuk-bentuk footnote : a. Buku Yang dicantumkan berturut-turut adalah nomor footnote, nama pengarang, tempat diterbitkan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Judul buku diberi garis bawah, jilid dan cetakan tidak selalu ada. (1). Pengarang seorang : Diponoto Joy, Ilmu Negara (Jilid I), Balai Pustaka, Jakarta, 1975, h.166. (2). Pengarang 2 (dua) atau 3 (tiga) orang, nama ditulis seluruhnya. (3). Pengarang lebih dari 3 (tiga), hanya ditulis nama pengarang pertama, diikuti tulisan et. al (et. al = dengan kawan- kawan). b. Majalah Yang dicantumkan berturut-turut:nama penulis, judul tulisan di antara kutip, nama majalah (diberi bergaris bawah), nomor, tahun majalah dalam angka Romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. 3. Mempersingkat footnote : a. Ibid, jika bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama atau bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang berbeda, namun pengarangnya sama ; b. Op.Cit, jika sumber telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain ; c. Loc.Cit, jika halaman yang sama dari sumber yang telah disebutkan dengan lengkap sebelumnya, tetapi telah diselingi oleh sumber lain. F. DAFTAR BACAAN Bentuk Daftar Bacaan hampir sama dengan footnote. Adapun letak perbedaannya adalah : 1. Nama pengarang mulai diketik pada tepi garis margin kiri, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketukan ; 2. Nomor halaman tidak ada ; 3. Nama pengarang diurut berdasar abjad ; 4. Jika sumber-sumber yang digunakan banyak dan bermacam-macam (Buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan lain-lain), maka dikelompokkan dan nama pengarang juga disusun berdasar abjad pada tiap-tiap kelompok tersebut. Sedangkan persamaannya adalah pada gelar, pangkat dan sebagainya, tidak dicantumkan dalam footnote dan daftar bacaan. M. BEBERAPA PETUNJUK TAMBAHAN Adapun beberapa petunjuk tambahan yang harus diperhatikan dalam proses penyusunan skripsi, yaitu : 1. Untuk diri sendiri, gunakan istilah “ saya ” (bukan penulis, atau kami) ; 2. Perhatikan secara cermat ejaan baru ; 3. Isi (Kata) Pengantar mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah berlebihan untuk menghilangkan kesan “anda tidak ada apa-apanya” 4. Batas margin kanan tidak perlu harus lurus ; 5. Perhatikan perimbangan jumlah halaman dalam tiap-tiap bab (kecuali bab yang berisi kesimpulan atau ringkasan/resume) ; 6. Saat ujian pakaian atas putih, bawahan hitam / gelap, berdasi dan berjas almamater ; 7. Saat ujian dapat mempergunakan sarana bantu, seperti : laptop, LCD. N. PENUTUP Hal-hal yang tidak diuraikan dalam pedoman ini, diatur lebih lanjut dengan keputusan dekan, pengumuman dan lain-lain yang akan ditentukan kemudian. Bangkalan, 24 Januari 2007 Pembantu Dekan I Yudi Widagdo Harimurti, SH., MH. Nip. 132296688

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIJOYO Edisi III

E. PENULISAN KUTIPAN Macam kutipan pada penulisan skripsi ada 2 (dua), yakni : kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (parafrase). 1. Kutipan langsung : a. Pada kutipan langsung, kutipan harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya, maupun mengenai tanda-tanda bacanya ; b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris, dimasukkan ke dalam teks dengan 2 (dua) spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketik dari margin kiri ; c. Kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih diketik berspasi satu tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketik dari margin kiri. Jarak antara kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih dan teks adalah 2 (dua) spasi ; d. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian, maka bagian-bagian yang diketik jarang (ellipsis points) diselingi 1 (satu) pukulan ketik : (1). 3 (tiga) titik digunakan sebagai pengganti 1 (satu) kata sampai beberapa kalimat atau beberapa kalimat dalam 1 (satu) paragraf kata yang tidak dihilangkan ; (2). Gunakan 4 (empat) titik, sesungguhnya sebuah titik diikuti 3 (tiga) titik, jika yang dihilangkan adalah : (a). bagian akhir kalimat ; (b). bagian awal kalimat berikutnya atau lebih. e. Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan tanda kurung besar […] f. Kalau dalam kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris terdapat tanda kutip ,maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda satu koma ; g. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh pengutip dianggap perlu maka diberi garis dibubuhi catatan langsung di belakang bagian yang diberi bergaris di antara tanda kurung besar. Contoh : ” Dalam hal seperti itu, ternyata Presiden sama sekali tidak (garis bawah dari saya) mempunyai pengaruh apa-apa ”. Cara ini berlaku bagi setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli bahan yang dikutip ; h. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutip pada akhir kutipan nomor itu ditaruh setengah spasi di atas baris kalimat langsung akhir kutipan (tidak diselingi satu ketukan kosong). Nomor kutipan berurutan dari bab pertama sampai bab terakhir, tidak dibubuhi titik, tidak ditebalkan, tidak diberi tanda kurung, tidak ditulis miring dan lain -lain. 2. Kutipan tidak langsung (parafrase) : a. “Paraphrase” (parafrase) adalah “ a restatement of the sense of a text or passage in the other words, as for clearness; afree rendering or translaton, as of a pasafe…” (lihat The New Grolier Webster International Dictionary.Vol II.1976 h.688). Yang diutamakan dalam kutipan tidak langsung adalah semata-mata isi maksud atau kutipan bukan cara dan bentuk kutipan ; b. Pada kutipan tidak langsung harus dicantumkan nomor kutipan dan sumber-sumber kutipan yang dimuat dalam “ footnote dengan nomor yang sama ”.

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIJOYO Edisi II

E. PROSES PEMBIMBINGAN SKRIPSI Setelah revisi pra proposal skripsi diterima ketua jurusan, maka proses pembimbingan skripsi adalah : 1. Ketua jurusan menunjuk dosen pembimbing skripsi (I & II), yang ditetapkan dengan surat tugas dekan ; 2. Pelaksanaan pembimbingan dengan batas waktu adalah pada saat berakhirnya semester berjalan ; 3. Jika angka 2. tersebut di atas tidak terpenuhi, maka mahasiswa harus memprogram skripsi di KRS semester berikutnya. F. PROSEDUR SEMINAR HASIL Setelah pembimbingan dinyatakan selesai oleh kedua dosen pembimbing dengan membubuhkan tanda tangan atau paraf di berkas skripsi, maka sebelum ujian skripsi mahasiswa harus melaksanakan seminar hasil. Adapun prosedur seminar hasil adalah : 1. Pernah mengikuti seminar hasil mahasiswa lain, minimal 5 (lima) kali (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 2. Pelaksanaan seminar hasil dihadiri oleh mahasiswa minimal semester 6 (enam) atau semester 7 (tujuh) dan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang ; 3. Seminar hasil dipimpin oleh dosen pembimbing skripsi I. G. PROSEDUR UJIAN SKRIPSI Setelah seminar hasil, maka tahapan terakhir dari memprogram skripsi adalah ujian skripsi. Sebelum menempuh ujian skripsi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa, yakni : 1. Telah melaksanakan seminar hasil (dilampiri Berita Acara Seminar Hasil); 2. Telah lulus mata kuliah minimal 140 (seratus empat puluh) sks dibuktikan dengan Transkip Akademik Sementara ; 3. Nilai mata kuliah wajib yang lulus minimal ”C” dan nilai ”D” maksimal 15 % dari 140 (seratus empat puluh) sks ; 4. Membayar biaya ujian skripsi ; 5. Mengisi Formulir Permohonan Ujian Skripsi yang dilampiri dengan Surat Persetujuan Pembimbing (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) dan menyerahkan 5 (lima) berkas skripsi serta diajukan kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik. Apabila persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka pelaksanaan ujian skripsi adalah : 1. Penetapan Panitia Ujian Skripsi dengan keputusan dekan ; 2. Penetapan Tim Dosen Penguji Skripsi dengan surat tugas dekan ; 3. Penetapan Jadual Ujian Skripsi oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik ; 4. Pelaksanaan ujian skripsi dengan parameter penilaian : a. Originalitas tulisan (bobot 50) ; b. Kemampuan penyajian dan berargumentasi (bobot 30) ; c. Teknik penulisan (bobot 10) ; d. Sikap, perilaku dan penampilan (bobot 10). 5. Nilai ujian skripsi minimal ”C” ; 6. Terhadap nilai ujian skripsi ”C”, tidak dapat dilakukan ujian perbaikan skripsi ; 7. Jika ujian skripsi dinyatakan tidak lulus, maka harus dilakukan ujian ulang skripsi dengan membayar biaya sebesar 50 % dari biaya ujian skripsi. Pasca ujian skripsi, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus, maka yang bersangkutan harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Merevisi skripsi, maksimal 2 (dua) minggu dengan memperoleh legalisasi revisi skripsi dari Tim Dosen Penguji Skripsi, dalam bentuk penanda tanganan di Formulir Persetujuan Revisi (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 2. Berkas skripsi yang telah disetujui revisiannya, diserahkan ke Bagian Akademik Fakultas untuk dipublikasikan dengan mengisi Formulir Permohonan Pengesahan Publikasi (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 3. Mengurus Surat Keterangan Pengajuan Tahap Akhir (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum). H. FORMAT SKRIPSI Adapun format skripsi Program Studi Ilmu Hukum adalah sebagai berikut : 1. Skripsi diketik pada kertas ukuran kuarto (80 gram) dan berspasi 2 (dua) ; 2. Ukuran margin atas dan margin kiri adalah 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan adalah 3 (tiga) cm ; 3. Alinea dimulai setelah 7 (tujuh) pukulan ketik dari garis margin kiri ; 4. Jumlah halaman skripsi minimal 50 (lima puluh) halaman dan lebih menekan pada analisis bukan hanya deskripsi semata ; 5. Penulisan halaman skripsi, adalah : a. Halaman-halaman bagian awal skripsi (Judul Skripsi sampai dengan Daftar Isi) diberi nomor urut Angka Romawi kecil (i, ii, iii dan seterusnya) ditulis di bagian bawah tengah halaman, dua spasi di bawah teks, dua halaman judul dihitung, tetapi tidak diberi nomor ; b. Halaman-halaman berikutnya (mulai Pendahuluan) diberi nomor urut Angka Arab (1, 2, 3, dst) ditulis di sudut atas kanan, dua spasi di atas teks, kecuali pada halaman bab (lihat butir d) ; c. Nomor halaman tiap-tiap bab ditulis dengan Angka Arab (1, 2, 3, dst) di bagian bawah tengah halaman, dua spasi di bawah teks ; d. Pendahuluan dijadikan Bab I dan tiap-tiap bab diberi nomor urut Angka Romawi besar (I, II, III, dst ) di atas judul bab ; e. Judul bab ditulis di tengah dengan huruf besar tanpa garis bawah, tanpa ditebalkan, tanpa diakhiri titik dan tidak ditulis miring ; f. Bab (biasanya) dibagi dalam beberapa sub bab yang diberi nomor urut Angka Arab (1, 2, 3, dst). Judul sub bab ditulis dengan huruf kecil dengan garis bawah, tanpa ditebalkan, tanpa diakhiri titik dan tidak ditulis miring serta huruf pertama dari tiap-tiap kata ditulis dengan huruf besar, kecuali untuk kata-kata tugas. Kalau sub bab masih dibagi dalam sub-sub bab, judul sub-sub bab diberi huruf urut Huruf Latin kecil (a, b, c, dst). Judul sub-sub bab ditulis dengan huruf kecil yang diakhiri titik, tanpa ditebalkan, tanpa garis bawah dan tidak ditulis miring serta huruf pertama dari tiap-tiap kata ditulis dengan huruf besar, kecuali untuk kata-kata tugas. Penulisan judul subbab dan sub-sub bab dimulai dari tepi garis margin sebelah kiri ; g. Kata – kata berupa ungkapan pribadi, “motto, persembahan dan sebagainya” dimuat pada halaman sebelum halaman Kata Pengantar dan tetap diberi nomor halaman, sebagaimana ketentuan butir a. di atas. E. KERANGKA DAN ISI SKRIPSI Kerangka skripsi terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Adapun rincian bagian-bagian tersebut berikut isi skripsinya adalah sebagai berikut : 1. Bagian Awal yang berisikan : a. Halaman Judul (bagian luar/sampul) ; b. Halaman Judul (bagian dalam, persis sama dengan bagian luar/sampul) ; c. Halaman Judul (bagian dalam) ; d. Halaman Pengesahan ; e. Halaman Tim Dosen Penguji ; f. Halaman Motto ; g. Halaman Persembahan ; h. Kata Pengantar ; i. Daftar Isi ; j. Daftar Tabel ; k. Daftar Grafi/Diagram ; l. Daftar Gambar ; m. Daftar Lampiran. 2. Bagian Isi, diantaranya : a. Bab I Pendahuluan : (1). Permasalahan : Latar Belakang dan Rumusannya ; (2). Penjelasan Judul ; (3). Alasan Pemilihan Judul ; (4). Tujuan Penulisan ; (5). Metode : (a). Penelitian Normatif 1. Menetapkan Pendekatan Masalah ( sejarah hukum ; asas-asas hukum ; sistematika hukum ; perbandingan hukum ; sinkronisasi hukum) ; 2. Mengidentifikasi Bahan Hukum (bahan hukum primer ; bahan hukum sekunder ; bahan hukum tersier) ; 3. Menganalisis Bahan Hukum. (b). Penelitian Empiris Eksploratif Mengeksplorasi fenomena baru dalam kasus - kasus hukum : 1. Pendekatan Masalah (logika) ; 2. Lokasi dan Responden (probability samping; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kualitatif). Deskriptif Menguraikan keadaan yang sedang / telah terjadi dalam kasus-kasus hukum : 1. Pendekatan Masalah (logika-hipotesa) ; 2. Lokasi dan Responden (probability sampling; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kualitatif; kuantitatif). Eksplanatoris 1. Pendekatan Masalah (logika-hipotesa-verifikasi) ; 2. Lokasi dan Responden (probability samping; non probability sampling) ; 3. Alat Pengumpulan Data (studi dokumen; pengamatan ; wawancara; kuesioner) ; 4. Metode Pengumpulan Data (editing; klasifikasi; koding; tabulasi) ; 5. Analisis Data (kuantitatif). (6). Pertanggungjawaban Sistematika. b. Bab II Landasan Teori / Tinjauan Pustaka / Kerangka Konsep / Pengertian-pengertian Umum / Pendapat Para Ahli, dll. c. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan. d. Bab IV Penutup (1). Kesimpulan ; (2). Saran-saran. 3. Bagian Akhir a. Daftar Bacaan ; b. Lampiran-lampiran. Catatan : 1. Kerangka Dasar Skripsi sama dengan Bab I; 2. Komponen 1.f., 1.g., 1.i., 1.j., 1.k., 1.l., 1.m. dan 3.b. tidak harus ada.

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIJOYO Edisi I

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
A. PENGERTIAN SKRIPSI Skripsi adalah suatu karya tulis (karya ilmiah) yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum berdasarkan hasil penelitian yuridis normatif dan/atau hasil penelitian yuridis empiris. B. SIFAT Sifat skripsi adalah wajib sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (yang disingkat SH) serta merupakan mata kuliah tahap akhir yang berbobot 4 (empat) sks. C. PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI Adapun prosedur pengajuan skripsi adalah : 1. Mahasiswa memprogram skripsi di KRS atau KPRS dan terdaftar pada semester yang bersangkutan ; 2. Telah menempuh minimal 120 (seratus dua puluh) sks ; 3. Mengisi Formulir Permohonan Penyusunan Skripsi, dengan melampirkan Kerangka Dasar Skripsi (Pra Proposal Skripsi) dan diajukan kepada Ketua Jurusan Ilmu Hukum. D. PROSEDUR SEMINAR PRA PROPOSAL Setelah formulir dan pra proposal disetujui ketua jurusan, maka prosedur untuk mahasiswa yang akan melakukan seminar pra proposal adalah : 1. Pernah mengikuti seminar pra proposal mahasiswa lain, minimal 5 (lima) kali (Blanko diambil di Bagian Akademik Fakultas Hukum) ; 2. Ketua jurusan menunjuk dosen pembimbing seminar pra proposal sesuai dengan konsentrasi mahasiswa dan judul pra proposal, yang ditetapkan dengan surat tugas dekan ; 3. Pelaksanaan seminar pra proposal dihadiri oleh mahasiswa minimal semester 6 (enam) atau semester 7 (tujuh) dan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang ; 4. Untuk mahasiswa yang rumusan masalah pra poposal tidak layak atau merubah rumusan masalah pra proposal yang sudah disetujui ketua jurusan, harus melakukan seminar ulang pra proposal ; 5. Hasil seminar pra proposal dengan revisiannya yang telah disetujui dosen pembimbing seminar pra proposal harus diserahkan kepada ketua jurusan maksimal 2 (dua) minggu untuk penunjukkan dosen pembimbing skripsi.

18 Juli 2008

joks of the month

Beberapa tahun yang lalu saya mendengar sebuah cerita yang saya harap akan menenangkan mereka yang merasa sering diejek dengan kalimat, “Jika saja imanmu kuat engkau tidak akan ….”

Waktu itu saya sedang mendengarkan seorang wanita menelepon seorang pendeta dalam sebuah siaran radio. Pendeta itu adalah seorang pria yang bijaksana. Suaranya yang lembut seakan bisa menghilangkan segala rasa takut. Wanita itu — yang jelas terdengar sedang menangis — berkata, “Pendeta, saya dilahirkan buta, dan saya sudah buta sepanjang hidup saya. Saya tidak keberatan menjadi buta tetapi ada beberapa teman saya yang mengatakan bahwa jika saja iman saya kuat maka saya akan bisa disembuhkan.”

Pendeta itu bertanya kepadanya, “Apakah Anda selalu membawa tongkat penuntun Anda kemana pun Anda pergi?”

“Ya,” jawab wanita itu.

Lalu pendeta itu mulai menasehati, “Jika mereka mengejekmu lagi dengan kata-kata seperti itu, pukullah mereka menggunakan tongkatmu itu dan katakan, ‘Jika saja imanmu kuat, kamu pasti tidak akan merasa sakit!”

17 Juli 2008

Saya Ingin Belajar dari Anda

Seperti biasanya, setiap hari Minggu pagi orang-orang datang ke gereja dan langsung memilih tempat duduk di bangku bagian belakang. Demikian juga dengan pagi ini, kecuali seorang pendatang baru yang langsung menuju ke bangku paling depan.

Setelah kebaktian, Pendeta memberi salam kepada pendatang baru ini sambil bertanya mengapa ia duduk di bangku paling depan. “Saya seorang sopir bus,” jawabnya, “dan saya datang untuk belajar dari anda bagaimana caranya membuat orang-orang berebut duduk di bangku yang paling belakang.”

Orang Baru

Seorang pria baru saja percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Tapi, semangatnya untuk bersaksi ngga kalah besar sama yang udah puluhan tahun percaya Yesus.

Selesai dibaptis, ia pergi ke desa pamannya di pedalaman untuk bersaksi pada orang yang ditemuinya di jalan. Begitu turun dari bis, ia ketemu orang yang ngga ia kenal. Spontan, ia bertanya, “Mas, kenal Yesus, ngga?”

Spontan orang itu geleng-geleng kepala, jawabnya, “Belum, sori aku orang baru di sini. Coba tanya Ibu yang jualan di warung itu!”

Pendeta dan Singa

Seorang pendeta baru saja selesai memberitakan injil di desa sebelah. Dalam perjalanan pulang, karena hari sudah hampir malam, ia pun nekat untuk mengambil jalan pintas, melewati hutan belantara.

Di tengah hutan, ia bertemu seekor Singa yang kelihatannya sangat lapar. Ia pun berlutut dan berdoa,

“Tuhan, tolong tutuplah mulut Singa ini, agar dia tidak bisa menerkam aku”.

Ketika selesai berdoa, ia melihat sang Singa juga sedang berdoa. Sang Pendeta pun mengucap syukur,

“Oh, Tuhan, terima kasih. Kau telah memberiku seekor Singa yang baik”. Sang Singa pun lalu berkata,

“Betulll !!!, aku adalah Singa yang baik. Aku selalu berdoa mengucap syukur sebelum menyantap makananku”.

12 Juli 2008

SEJARAH UNIT KEGIATAN KEROHANIAN KRISTEN UNIVERSITAS TRUNOJOYO (UK3 - UNIJOYO)

Unit Kegiatan Kerohanian Kristen Universitas Trunojoyo (UK3 Unijoyo) terbentuk pada tahun 2002, saat itu yang menjadi ketua pertama kali adalah Andri Bramiana (FH ’99). Pembentukan UK3 ini berawal atas dukungan dari pihak Rektor Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semaoen, MSc yang memandang penting kiranya untuk membuat wadah mahasiswa Kristen, yang kemudian ditindaklanjuti positif oleh beberapa mahasiswa Kristen.

Pembicaraan membentuk UK3 sudah lama muncul, setidaknya hal itu tampak disela-sela interaksi sesama mahasiswa Kristen baik didalam persekutuan maupun pada saat Pendidikan Agama Kristen.

Kuantitas mahasiswa Kristen yang sedikit tidak mengurangi motivasi untuk segera membentuk UK3 apalagi dukungan dan motivasi dari Susan Sopamena (Dosen Agama Kristen) yang semakin mematangkan niatan membentuk UK3. Pembentukan UK3 ini tidak lepas dari peran seluruh mahasiswa Kristen saat itu. adalah Yessi Sopamena (Alumni FP ‘97) yang memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan UK3 serta semangatnya yang tidak pernah surut untuk menghimpun seluruh mahasiswa kristen untuk ambil bagian dalam persekutuan. Dari serangkaian persekutuan yang telah tersusun dan terlaksana berdampak pada kesehatian sesama mahasiswa Kristen, sehingga saat harus memenuhi syarat administrasi pembentukan UK3 bukan menjadi hal yang sulit.

Menjelang pembentukan UK3 seluruh mahasiswa Kristen berkumpul untuk membuat nama organisasi, karena pada saat itu masih bernama Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), sekaligus membahas mengenai visi dan misi UK3 kedepan. Pada Mei 2002 UK3 diakui untuk menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Trunojoyo (UKM Unijoyo) dengan diterbitkannya SK Rektor.

Setelah diakui menjadi UKM Unijoyo kegiatan-kegiatan masih bersifat internal mahasiswa Kristen saja, baru tahun 2003 UK3 Unijoyo mengadakan kegiatan Paskah dan Natal dengan mengundang pihak rektorat dan ketua-ketua badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan baik ditingkat universitas maupun dari fakultas-fakultas.

Memperhatikan tugas UK3 yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk membimbing dan membina mahasiswa Kristen agar dapat bertumbuh di dalam iman kristiani yang sifatnya kontiniutas yang memerlukan banyak pihak yang terlibat, sehingga baik pihak dari dalam kampus maupun hubungan dengan kampus lain, terbeban untuk mengambil pelayanan di dalam UK3 Unijoyo hingga saat ini.

Kegiatan penyambutan mahasiswa baru Kristen dari tahun 2002 - 2007 masih bergabung didalam Camp Maba yang diadakan oleh UK3 Unair maupun PMK ITS, disebabkan saat itu masih belum mampu untuk mengadakan sendiri, pertama karena keterbatasan dana dan minimnya pemahaman untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Dan ketika beranjak pada Tahun 2007, setelah banyak belajar dari tahun-tahun sebelumnnya UK3 Unijoyo dimasa kepemimpinan Darwin Irianto Purba mengadakan Camp Maba sendiri, dari hal tersebut menjadi poin plus langkah gerak UK3 Unijoyo.

Ketua - Ketua UK3 sepanjang sejarah:

1. Andri Bramiana (FH’99) periode 2002-2003

2. Yusef (FE ‘02) periode 2003-2004

3. Necky (FT’02) periode 2004-2006

4. Mario Okinawa (FH ‘03) periode 2006-2007

5. Darwin Purba (FP ‘04) periode 2007-2008

6. Arief Bijaksana (FT ‘05) Periode 2008 s.d sekarang

08 Juli 2008

Proficiate atas terpilihnya Faisal sebagai Gubernur BEM FH Universitas Trunojoyo Periode 2008-2009

Usai sudah perjalanan saya satu tahun dalam organisasi BEM KM FH Unijoyo dengan menggoreskan kenangan baik suka maupun duka. Sukacita ini seakan terbayarkan ketika didalam agenda akhir Musyawarah Mahasiswa (MUSWA) I, pada tanggal 07 Juli 2008, yakni pemilihan gubernur BEM FH Universitas Trunojoyo saat melihat Gubernur terpilih Faisal bersama sekjennya Kristian memenangkan dalam pemilihan secara demokratis. Mereka akan menjalankan tugas amanah selama satu setengah periode kedepan (2008-2009).

Dibawah kepemimpinan Faisal harapan besar dapat membawa fakultas hukum menjadi lebih baik, ditingkatan internal BEM FH dapat menjadi katalisator terciptanya organisasi kemahasiswaan yang dinamis dengan berlandaskan adannya harmonisasi antar badan kelengkapan BEM FH. Dan senantiasa menjadi garda terdepan pelindung kepentingan mahasiswa FH secara umum, dan yang takkala pentingnya BEM FH dapat menunjukan taringnnya dengan controlling dan pressuring atas kebijakan-kebijakan yang tidak populis baik ditingkatan fakultas hingga universitas.

Memudarnya pemahaman mengenai tiga fungsi mahasiswa agent of change, agent of control, man of analize dalam enviorment kemahasiswaan, mau tidak mau BEM FH kedepan dapat merenkarnasinya demi mengembalikan peran mahasiswa secara fundamental, serta dapat meretas kebuntuan, pengkotak-kotakan (dominasi organ ekstra). merangkul semua elemen untuk dapat bersatu dan bahu membahu dalam membangun Fakultas hukum, dari rangkaian itu semua harapannya BEM FH minimal dapat menjadi tonggak bagi fakultas-fakultas yang ada dilingkungan universitas trunojoyo, dan menjadi mobilisator Forum Komunikasi BEM FH wilayah madura demi terciptannya gerakan-gerakan moral untuk masyarakat serta berperan aktif dalam proses menuju penegakan hukum (Law Enforcment), menjalin net-working ditingkatan nasional.

Akhirnya dari saya mewakili pengurus BEM FH periode lalu, mengucapkan Proficiate atas terpilihnya Faisal sebagai Gubernur BEM FH periode 2008-2009. semoga Visi dan misi yang telah dicanangkan serta rekomendasi-rekomendasi Muswa I BEM FH dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Hidup Mahasiswa

Hidup Mahasiswa

04 Juli 2008

Orang muda katoliK (OMK) dakenat madura paroki maria fatima dan paroki pamekasan

Bangkalan, 21-22 Juni ೨೦೦೮ Suasana sukacita tampak menghiasi setiap orang muda katolik di SMP katolik Santo Yusuf Bangkalan-Madura. Kira-kira 50 orang muda katolik (OMK) hadir pada saat itu. Acara ini adalah bagian dari komitmen yang direncanakan oleh OMK untuk mengadakan kegiatan yang berkontiniutas. Kegiatan kali ini mengundang Romo Eko, O carm dari KOMSOS Keuskupan Malang, beliau bersama dengan timnya dari Komisi Kepemudaan Keuskupan Malang adalah Diki dan Andreas yang masih tercatat sebagai mahasiswa universitas brawijawa beserta Mas Sunu (advocat) dan Mas Nino (dosen sosiologi politik Universitas Brawijaya) bersama-sama menjadi fasilitator dalam kegiatan itu.

Kegiatan weekend dihadiri oleh OMK dari dua paroki, pertama paroki maria Fatima bangkalan, kedua paroki pamekasan dan Unit kegiatan kerohaniam Kristen (UK3) Unijoyo ikut menyemarakan kegiatan weekend yang bertemakan Spirit Jesus is My Spirit

Tujuan dari acara ini selain mempererat OMK Dakenat Paroki wilayah madura akan tetapi juga membuka paradigma OMK untuk mengambil peran didalam gereja, masyarakat, bangsa dan Negara. Tuhan Memberkati