28 Juli 2008

Galeri BEM FH Unijoyo bagian 1

Auditorium Universitas Trunojoyo Madura, pada hari Kamis, 13 Maret 2008, minggu lalu jadi meledak ramai dipenuhi appresian sastra, penulis-penulis muda dan para aktivis teater. Tak hanya appresian, penulis-penulis muda dan para aktivis teater dari Unijoyo sendiri, tapi 4 kabupaten se-Madura turut berpartisasi didalam kegiatan yang penuh dengan nuansa sastra. 

Kegiatan bedah buku antologi puisi aksara yang meneteskan api karya R. Timur Budi Raja yang diadakan BEM FH adalah wujud concern terhadap pembangunan sastra dikampus Universitas Trunojoyo. Dan didalam sambutan PD III FH Nunuk Dr. Nuswardani, SH, MH mengatakan bangga ketika buku tersebut ditulis oleh mahasiswa unijoyo sendiri, dengan antusiasnya beliau mengajak seluruh mahasiswa untuk berkarya dalam sastra untuk merevitalisasi seni sebagai entitas bangsa.. 

Mengawali acara bedah buku, terdapat orasi budaya tentang apatisme sebagian besar anak bangsa terhadap seni dan sastra. Sehingga pada saat itu seluruh peserta yang hadir tergugah setelah mengetahui bila sedemikian pudarnya budaya Indonesia atas hedonisme, betapa miris bila sering dijumpai anak-anak muda lebih senang musik hip hop dari pada musik tradisonal, lebih mencintai produk kapitalistik daripada produk domestik, ungkap Drajat Wicaksono, S.sos, Msi dalam orasinya. Selanjutnya parade baca puisi yang dibawakan oleh kawan-kawan komunitas seni Teater Lantera STKIP PGRI sumenep, Pengestu UIM Pamekasan, Semedi sastra pamekasan menuai decak kagum dari para peserta yang hadir pada saat itu, tak terbantahkan ada banyak pesan dan makna pada setiap iringan kata-kata dalam dalam puisi yang dibacakan. Barulah Bedah Buku dimulai dengan penyaji R. Timur Budi Raja (Penulis) pembedah M. Fauzi Ppt, Spd (Penyair) dan pembanding Didik Wahyudi (penyair) nama-nama tersebut diatas tidak asing bagi kawan-kawan teater di wilayah jawa timur. Pemaparan tiap pemaparan dilayangkan menggiring peserta kealam sastra, tak pelak bahwa didalammya ada banyak pesan moral atas kondisi bangsa. Dan setiap ungkapan yang dekpresikan dengan rasa yang dimiliki diverbalkan dengan kata-kata yang terkemas rapih dalam seni dan sastra, dan sebelum berakhirnya bedah buku iring iringan musikalisi puisi terdaraskan, sehingga bedah buku yang dikemas dengan sedemikian kompleks menjadikan pengalaman menarik bagi 100 lebih peserta yang hadir pada saat itu.    

Tidak ada komentar: