29 Mei 2008

TIPS MENGINDARI CALO-CALO PULOGADUNG

Oleh, Rony Siahaan

Peristiwa Kenaikan BBM ternyata diikuti pula dengan kenaikan emosi masyarakat dalam mengais sesuap nasi, kiranya pemandangan tersebut saya alami saat saya berada di terminal Pulogadung Jakarta Timur, 27 Mei 2008 lalu ketika hendak kembali kemadura untuk kuliah.

Baru menginjakan kaki tepat dipintu belakang terminal pulogadung seketika itu juga gerombolan orangtua langsung menarik tas koper yang saya bawa sambil berkata, kemadura yah. Saya tidak menjawab tujuan saya, karena saya telah mempersiapkan untuk membeli keloket dan tidak membeli dengan calo-calo. Namun sikap diam saya tidak membuat gerombolan calo ikut terdiam pula. tapi terus mengikuti dari belakang dan dari samping saya sambil terus menanyakan tujuan saya.

Akhirnya saya temukan juga loket itu. Akan tetapi para calo berdiri ditiap-tiap loket dari berbagai bus tujuan madura, perasaan bingung pun muncul tentang harga tiket bus karena sebelumnya saya biasa menaiki kereta sebagai angkutan menuju kampus tercinta, Kampus Trunojoyo. Sambil berlagak sok tahu mengenai harga saya menanyakan harga ongkos pada calo-calo yang berdiri dihadapan saya, dia menyebutkan harga 210rb untuk harga tiket Lorena, pikirku mungkin harga memang demikian mengingat melambung tinggiya harga BBM, saya tidak langsung mau pada saat itu, baru kekerasan dari calo-calo begitu kelihatannya ketika saya hendak mencari tahu keloket lainya. Raut muka garang dan seakan sangat maksa menarik narik tangan saya sambil agak ngotot, “kamu punya uang berapa??” saya tidak menjawab, lalu saya menampakan acuh tak acuh, ehhh malah buat dia semakin garang, karena posisiku sudah dikelilingi oleh calo-calo dengan sangat terpaksa saya membelinya sambil menawar 200 rb dan calo itu langsung memberikan tiket lorena. Setelah transaksi selesai saya langsung diantar oleh karyawan lorena menuju tempat bus. Sesampainnya dibus petugas langsung mengatakan bahwa tiket lorena ke madura sebesar 150rb. Wah, wah saya ketipu 50 ribu, sambil terus menggerutu. Sial, siaaal.

Untuk siapapun yang ingin keluar kota melalui terminal pulogadung tampaknya kalian harus lebih garang dari calo-calo, karena bila lembek kalian pasti menjadi bulan-bulanan para calo dipulogadung. Tips untuk anda, katakan anda sedang mencari bus kearah bandung, padahal tujuan anda kesurabaya atau madura, pasti calo-calo itu akan mencari mangsa lainya karena sebagian besar para calo mengambil trayek Jakarta-madura saja, kedua pastikan sebelumnya anda sudah mengetahui harga tiket bus tersebut untuk menghindari tipu daya para calo, dan yang ketiga jika kalian sudah dikelilingi calo-calo sebaiknya keluarkan jurus kaki seribu dan langsung saja beli tiket diatas bus dengan tujuan yang anda ingini, dan terakhir jangan lupa senantiasalah berdoa minta perlindungan Tuhan dalam perjalanan. GBU

28 Mei 2008

KENAIKAN BBM BUKAN LANGKAH SOLUTIF !

Oleh, Rony siahaan
Kenaikan BBM yang disampaikan oleh menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro 23 mei 2008 lalu dengan rincian harga premium dari Rp.4500 menjadi Rp.6000 per liter, solar dari Rp.4.300 menjadi Rp.5.500 dan minyak tanah dari Rp.2.000 menjadi 2.500 menuai banyak protes dari berbagai elemen masyarakat. karena dapat dipastikan bahwa kenaikan tersebut mempengaruhi harga kebutuhan pokok dengan rasionalitas bahwa proses produksi hingga pendistribusian tidak lepas dari penggunaan BBM dan untuk menghindari kerugian maka pelaku usaha tidak ada jalan lain yaitu dengan menaikan harga, hal ini juga akan diikuti kenaikan harga listrik yang notabene sebagian besar masyarakat menggunakannya. kenapa naik ??? karena untuk membangkitkan tenaga listrik masih menggunakan BBM. Lihat saja baru beberapa hari pasca diumumkan kenaikan BBM supir-supir angkot sudah menaikan harga ongkos secara sepihak padahal belum ada surat keputusan dari dephub tak pelak meresahkan para penumpang, pasalnya supir tersebut tidak segan-segan membentak penumpang yang tidak membayar ongkos sesuai yang diminta supir. belum lagi RSJ yang mengalami peningkatan pasien sakit jiwa akibat kenaikan BBM. Tampaknya kurang tepat alasan yang dikemukakan oleh pemerintah untuk menaikan harga BBM ditengah situasi sulit. akibatnya menimbulkan negative social impact, misalnya terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat betul dengan ungkapan homo homini lupus manusia akan memakan sesamannya demi mencapai posisi aman, hal ini juga menimbulkan untrust pada dewan legislatif karena tidak sanggup menyuarakan aspirasi rakyat dan diperparah lagi oleh berbagai ungkapan wapres yusuf kalla yang sering tidak bagus mengolah kata-kata sehingga membuat emosi seluruh masyarakat yang mendengarnya, bahwasannya beliau mengatakan bahwa kenaikan BBM tidak akan menimbulkan efek akut. Apalagi terdapat niat tidak baik dari pemerintah saat menyalurkan dana BLT yang seakan-akan membantu namun menjadi racun. bahwasannya Dana BLT tidak lebih sebagai sarana pangalihan Isu terhadap kenaikan BBM. sehingga mempersulit posisi mahasiswa untuk merangkul seluruh masyarakat bersama-sama menolak kenaikan BBM yang ada hanyalah sebuah aksi sporadis yang tidak terlalu memberikan efek merubah kebijakan. Melihat rentetan peristiwa diatas kiranya kita harus sama-sama sadar bahwa keputusan pemerintah menaikan harga BBM tidak tepat karena masih ada cara lain yang bisa digunakan tanpa harus menaikan harga BBM misalnya optimalisasikan pendapatan Negara dengan tepat, akurat, akuntable dan transparan. kurangi tunjangan DPR, pangkas anggaran Militer dan yang paling penting adalah BERANTAS KORUPSI. sehingga dari beberapa hal tersebut diatas menjadi jawaban untuk keluar dari permasalahan Indonesia saat ini.

22 Mei 2008

ADA APA DENGAN PATTAYA ???

oleh, Rony Siahaan Ada apa dipattaya dan seberapa bagus pantai pataya itu ? kiranya pertanyaan itu sudah terjawab saat saya berada dithailand dalam rangka student exchange Indonesia - Thailand. saat itu tanggal 20 mei 2008 kami telah melalui hari ke-19 dan tinggal dua hari lagi kami kembali ketanah air. Hari sudah malam dengan gerimis menyelimuti propinsi phatumtani, usai kami melakukan rapat rutin di asrama Rajamangala University Of Tecnology Tanyaburi (RUMTT) kami bergegas menuju pantai pattaya kira-kira pukul 23.00. Sebenarnya kami mau berangkat sore tapi kami masih memiliki agenda ke Rangsit Science Museum, Bangkok. apalagi dari sore hingga malam terus hujan. kami memaksakan untuk tetap pergi karena bila menunggu esok sudah tidak mungkin. Agak gila kali yah, pergi malam-malam kaya tidak ada waktu lagi aja. karena yang jelas tujuan kami, minimal kami tahu dan menginjakan kami di tanah pattaya, walau sebentar dan kami harus pulang, tak mengapa justru kepuasan tersendiri bagi kami berada disana. Kami bertiga menaiki taksi dengan ongkos 1400 bath (Rp. 412.000) jalannya cukup jauh kebangkok dahulu kemudian ke propinsi chiangmai dan kendaraan kami sampai juga ke pattaya city. Disekeliling jalan kami melihat sebuah kota yang tetap ramai seakan seperti sore hari saja padahal waktu itu pukul 01.30. kami langsung menuju pantai pattaya yang awalnya kami pikir sebuah pantai yang indah menyerupai pantai di Bali, tapi hal tersebut tidak seindah yang kami bayangkan. akan tetapi sebuah pantai yang biasa. kami merasa kecewa sih saat itu, dan berkeluh: Cuma ini ta pantai pattaya ????, Sambil terus mencari dimana titik-titik tempat yang menjadi objek, penarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia. akhirnya kami menemukannya ????? tempat itu bernama WALKING STREET Kami sejenak kaget ternyata tempat itu adalah tempat dugem dengan kehidupan malam yang begitu eksotis dan erotis, paling tidak pandangan itu kami lihat disepanjang jalan walking street, jalan yang hanya satu blog. Disana begitu banyak wanita seksi berpakaian minim, sangat banyak sekali. mungkin perbandingannya 1:15 mereka bergaya dan berperilaku layaknya seorang prostitusi, mereka semua menghiasi setiap tempat yang ada disana. Bar disana justru terbuka sehingga setiap orang bisa melihat dari kejauhan. ada lagi tempat penari-penari telanjang (striptis) yang disebut go go show harganya cukup mahal sekitar 500 bath (150rb). disana banyak bule-bule dan wisatawan dari berbagai negara bergandengan mesra dengan wanita thailand, seperti hendak dibawa ke hotel. akhirnya Saya mengiyakan atas survey tahun 2004 bahwa pengidap hiv aids dithailand 1-1.3 juta dari jumlah penduduk 65 juta penduduk, padahal pada saat itu indonesia hanya +/- 1000 pengidap hiv aids dengan jumlah 210 juta penduduk. lalu kira-kira tahun 2008 sudah berapa banyak yah ??? Pagi harinya saya melihat lebih dari lima orang laki-laki kurus kering tertidur bersamaan disebuah kursi dijalan pantai pattaya, kuat dugaan bagi bahwa mereka mengidap Hiv aids, kasihan sekali. untungnya segala informasi mengenai pattaya saya dapat dari gadis yang bernama jew dan ling, dua gadis yang kami pikir mereka baik dan sangat welcome pada kami, saat kami ingin pulang terlihat linangan air mata terdaras dari wajah mereka, kami begitu terkesan padanya terutama pada jew. hehehe... kami pulang pukul 08.00 pagi akhirnya kami dapat menyimpulkan. 1. bahwa pantai pattaya tidak seindah katanya mungkin sama dengan pantai ancol cuma bedanya pattaya menang bersih. 2. bahwa prostitusi sebagai pilihan kenapa wisatawan berbondong-bondong ke pattaya. 3. bahwa pattaya sebagai titik central terjangkitnya virus HIV - Aids di negara thailand. maka untuk kaum muda jangan sekali-kali pergi kepattaya, iman yang kalian pupuk selama ditanah air sudah barang pasti akan luntur saat menginjakan kaki pattaya. karena banyak sekali godaan-godaan yang menjerumuskan kalian dalam jurang dosa. Dan ingat sebagian besar wanita penjaja seks disana terjangkit HIV aids. waspadalah ......

21 Mei 2008

THANKS GIVING FOR MOTHER MALIYAGONGSOOK

Thanks, if i try to say for you my beloved mom, maliyagongsook. In Thailand when i saw u i learn much, how to appreciate time, consistent with scheduled and teach me how to be the one who responsible. See your face each time made me shame with my self because I'm not really having spirit like you have today, that push me to change my old habit, that become do what you do until this day. You always be patient when we made mistake especially that we are always be late. mam you are very kind. because of you i have spirit in education, pray me mam i would like continue in master degree n hope with education i can recovery my nation. The One make me very impression, when i saw you in sick but you try to show us that you healthy, even after lunch or dinner i saw u eat medicine. but you still keep move try to convince that you are still strange. mam you like my mom in my nation Seeing the way your dress up, actually i thing that you try to return the truly Thai dress up with a polite dress. and refuse what young girl who dressing short pants and many things seeing negative side in current day. mom you are the one good Thai woman. I'm so proud to you. thanks to accompany us in three weeks with Love and affection, all you do very useful for me. i will be pray to you that God Give Wonderful life for u. WE ALL LOVE YOU MAM. rony.ryanto.blogspot.com

20 Mei 2008

Iklan sebagai sarana menanam cinta tanah air

saat itu tanggal 17 Mei 2008. saya terkesan melihat sebuah iklan layanan masyarakat. Tayangannya yang diambil dipelosok desa dimana seorang anak kecil serius memperhatikan gurunya yang sedang mengajar diselingi dangan senyum manis. lalu anak itu melihat ibunya sedang berdoa dan menghormati foto raja yang disamping terdapat bendera thailand dan bendera kerajaan, dan anak itu menirunya. hingga anak tersebut remaja ia terus melakukan apa yang dilakukan ibunya dulu. selanjutnya masyarakat membantu mendorong mobil yang mogok. seseorang menjaring sampah berupa botol-botol dengan perahu kecilnya, seorang tani menanam bibit hingga akhirnya panen, seorang nelayan yang mendapatkan ikan kemudian terlihat wajah gembira muncul dari paras mereka. kemudian foto-foto dokumentasi kerja keras yang dilakukan raja demi rakyatnya sehingga masyarakat memberi hormat dan mendaraskan doa untuknya. Yang membuat saya terkesan saat melihat bendera thailand ditiap rumah, dikendaraan, ditempat usaha, dipasar, masyarakat thay memberi hormat mendalam seakan akan melalui penghormatan itu mereka mendapatkan kekuatan dan inspirasi untuk membangun bangsa dan diakhir seorang ------

MASYARAKAT THAI ENGGAN UNTUK MEROKOK, KENAPA KITA TIDAK ???

Ada sesuatu yang berbeda di Thailand. saat melihat kantin di Rajamanggala University Of Tecnology Tanyabury, Pathumtany, Thailand. tentunya bukan makanannya yang saya lihat. akan tetapi tulisan peringatan didinding, "smoking in this area prohibited", "Fine 2000 baht. DILARANG MEROKOK DITEMPAT INI, DENDA Rp. 600.000- sebuah larangan yang mengerikan bagi mereka yang kecanduan merokok. Usut punya usut merokok bagi masyarakat thailand dipandang sebagai hal yang bodoh dan umumnya hanya dilakukan oleh orang kelas bawah yang tidak berpendidikan dan sebagian besar orang thailand tidak mau disebut demikian. dari pengamatan Selama dithailand 03 mei - 23 mei 2008 saya jarang menemukan orang merokok di areal kampus, trotoar, halte, pasar, dan ditempat strategis mana saja. Wah kalo begini perusaahan rokok dithailand sudah pasti merugi. kondisi tersebut sangat terbalik bila melihat di Indonesia, justru hampir disetiap tempat dijumpai orang-orang merokok, parahnya lagi sebagian besar perokok menghiraukan orang yang tidak merokok disampingnya. lucunya anekdot yang muncul bagi masyarakat bahwa merokok dipandang sebagai bukti kejantanan mereka. Etikat tidak merokok dithailand adalah cerminan bagi kita semua yang tentunya bermanfaat bagi kesehatan, membuat wajah tetap fresh, lingkungan tetap bersih dan tidak terpolusi.
Kalau itu baik kenapa kita tidak tiru !!!

18 Mei 2008

PENGARUH MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BANGSA

Selama tiga minggu di thailand tepatnya tanggal 03 mei sampai 23 mei 2008 keberadaan saya dalam rangka student exchange beasiswa aktifis unggulan dari diknas, kami ditempatkan di asrama (dermitory) rajamangala university of teknology thanyabury, thailand.
hampir tiap harinya sehabis kami melakukan kunjungan diberbagai tempat penting dan biasanya kami pulang sore menjelang malam dan kemudian berangkat kembali pukul 08.00. selama kami di asrama kami sempatkan untuk nonton televisi program channel thailand sebut saja NBT channel, dari tayangan program yang ditayangkan seringkali yang ditonjolkan sisi kebudayaan thailand, misalnya tentang kerajaan, kehidupan beragama, tayangan hiburan yang alakadarnya sangat jauh dengan tayangan televisi indonesia.
salah satu hal membuat saya tertarik ketika channel tersebut seringkali menayangkan penyuluhan perikanan, pernah saya melihat seorang tani sukses memperagakan hasil pertaniannnya dari mulai proses pembibitan hingga proses panen, dengan harapan pemirsa yang menonton akan mengikuti langkah kerjanya. begitu juga dengan hasil perikanan yang kerap kali diekspose. mungkin kalau orang indonesia menonton tayangan seperti itu sudah barang pasti membuat pemirsa terlelap karena mungkin sangat membosankan.
akan tetapi ada hal yang harus ditiru oleh insan perfilman indonesia bahwa mereka juga bertanggung jawab dalam menjaga kebudayaan Indonesia.
namun realitas tidak mengatakan demikian ........!!!
Di Indonesia film-film - iklan-iklan yang disajikan sudah dalam kategori memprihatinkan, karena dari segala tayangan yang ada sudah tidak lagi mendidik sehingga konsekwensinya kebudayaan yang menjadi tumbalnya.
mari kita lihat Thailand
melalui tayangan pertelevisian mampu meningkatkan kehidupan umat beragama, menumbuh kembangangkan rasa nasionalisme terhadap negara dan raja. dan yang tak kalah penting melalui media mengajak seluruh elemen masyarakat baik yang ada dipemerintahan maupun di kerajaan untuk ikut bersama berkerja keras dalam membangun negara. dan juga saya melihat industri penyiaran thailand benar-benar selektif pada tayangan yang disajikan. sehingga negara kapitalis menjadi kerdil, karena doktrin-doktrin yang dipakai melalui media tidak leluasa mendapatkan tempat pada tayangan pertelevisian Thailand.
sedangkan Indonesia bicara tentang media bicara mengenai profit orriented. apa yang diinginkan oleh pasar. tayangan tradisional, penyuluhahan perikanan, hingga bercocok tanam sudah tidak laku dipasaran. parahnya industri perfilman mulai menutup mata akan dampak yang dihasilkan, antara lain menggeser rasa cinta kepada suku dan kebudayaan yang dimiliki. Insan perfilman menjadi pelaku atas banyaknya putera bangsa yang tidak mengetahui dan mengenal bahasa ibu (bahasa daerah), serta kerusakan moral lainnya.
dan jika industri perfilman masih seperti hingga saat ini, bukan tidak mungkin bila putera bangsa tidak lagi mengenal siapa negaranya, siapa bangsanya dan apa bahasanya.
maka dengan ini untuk semua industri perfilman / penyiaran untuk membenahi dan menyajikan film-film dan iklan-iklan untuk menanam jiwa nasionalisme, mencerdaskan serta mengangkat harkat martabat bangsa, seperti yang telah negara thailand lakukan.
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT !

16 Mei 2008

PENGARUH PRODUCT PACKAGE DALAM PENINGKATAN DAYA BELI KONSUMEN

Analisa terhadap pengenalan tentang package kepada mahasiswa student exechange peraih beasiswa aktifis unggulan 16 Mei 2008
oleh : Rony Siahaan
Sukses memasarkan produk andalan tidak cukup dilihat kualitas produk itu saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana mengemas (package) produk menjadi tampak menarik agar konsumen tertarik untuk membeli. Adalah Thailand yang masuk dalam kategori berhasil mengemas produk dalam negeri sehingga laku dipasaran baik domestik maupun Ke mancanegera sekalipun. Setidak saya ketahui ketika kami mengikuti materi mengenal lebih jauh tentang package yang dibawakan oleh tutorial yang juga dosen jurusan art di Faculty Fine And Applied Art Rajamanggala University Of Tecnology Tanyabury, Thailand. Didalam pengenalan disebutkan pengaruh package terhadap peningkatan daya beli masyarakat, sehingga didalam kegiatan tersebut kita diajak bersama-sama berpikir tentang arti dari berbagai warna dalam product package makanan dan saya sadar bahwa semuanya memiliki pengaruh tingkat pemasaran. Dari pengenalan tentang package kami terhenyak ketika melihat package tidak hanya ditampilkan dari produk domestik thailand saja akan tetapi juga produk dari berbagai negara yang salah satunya adalah Indonesia, sehingga saya mengetahui bahwa product package dalam negeri yang mereka miliki adalah hasil modifikasi dari package produk luar. Dan insitusi pendidikan khususnya bidang art tidak hanya berkutat pada teori saja akan tetapi memiliki tugas sebagai lembaga researching untuk menghasilkan package-package menarik minimal menjadi kontributor perusahaan/industri kecil maupun besar dalam mengemas package-package berbagai produk. Saya mencoba observasi Ke mini market seven eleven (sama seperti alfamart) dari package mie siap saji sama seperti package produk buatan jepang dan banyak lainnya lagi. Sehingga saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kemajuan package yang mereka miliki tidak lepas dari hasil package berbagai negara. Mungkin tepat jika saya katakan bahwa mereka menerapkan konsep kaizen sebuah konsep dari jepang yang artinya amati, tiru dan modifikasi (ATM), sehingga saya menilai persoalan pengembangan package SDM thailand dalam kondisi sangat kreatif. Pertanyaannya bagaimana dengan kondisi product package tradisional Indonesia? Traditional product package indonesia sepertnya sudah diambang pintu ajal karena didominasi oleh produk kapitalistik, bahkan ironisnya institusi pendidikan dan industri periklanan seakan-akan sudah emoh bila mengurusi hasil barang tradisional karena mungkin baginya produk tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak laku dipasaran. Padahal dari analisa yang saya tangkap selama dithailand justru produk tradisional yang sudah dimodifikasi misalnya salah satu contoh kecil yaitu makanan khas thailand lebih lebih laku daripada Restoran Fast Food seperti Mc. Donald ataupun KFC dan makanan khas ini hampir disetiap tempat selalu ada. Dan banyak elemen masyarakat thay yang terlibat dalam indusri makanan dan mengenai mereka saya menilai bahwa mereka telah melakukan tugasnya sebagai warga negara, minimal mereka telah turut serta menjaga dan melestarikan makanan yang menjadi ciri khas budayanya. Kiranya pandangan tersebut menjadi sebuah ketukan bagi kita bahwa kita mesti sadar kita berasal dari mana, budaya apa, dan tanah air mana yang kita pijak, apakah pada akhirnya kita hanya akan menjadi parasit diladang sendiri ataukan menjadi bak pupuk organik yang senantiasa memberikan kesuburan bagi tanah yang kita miliki. MARI JAGA DAN BANGUN NEGERI KITA MENJADI NEGERI YANG BERKEBUDAYAAN

CULTURE EXCHANGE PERFOMANCE INDONESIA - THAILAND

oleh : Rony Siahaan
Saat itu (15/05/2008) menjadi moment yang tak terlupakan khususnya bagi mahasiswa student exchange karena dapat Menampilkan kebudayaan yang menjadi icon Indonesia diaula faculty fine and applied art rajamangala university of tecnology tanyaburi, thailand dalam acara Culture Exchange Perfomance Acara yang dikemas dengan begitu rapih, dengan penampilan pertama diawali dari kebudayaan Thailand yang dimainkan oleh mahasiswa dari jurusan art, mereka menampilkan Ramayana Dance dimana didalam tarian tersebut tersirat seorang pangeran yang sedang berburu rusa yang dimainkan oleh seorang perempuan, dalam perburuannya pangeran tersebut menemukan berbagai hambatan akan tetapi pada akhirnya ia dapat menangkap rusa itu dengan cara memanahnya. Kemudian dilanjutkan dengan tradtional dance yang dimainkan oleh 4 (empat) orang pemuda yang membawa gendang dipinggulnya sambil melakukan gerakan-gerakan cukup variatif yang dilakukan dengan serempak, apalagi lantunan singer yang bersaut sautan sehingga terdengar begitu unik, ditambah suara dari alat musik thai mengiringi setiap gerakannya. selanjutnya yang terakhir adalah thay moderrn dance yang dimainkan oleh delapan orang dengan pakaian ciri khas baju asal portugis dan gerakannya pun sangat indah seperti sudah sangat terlatih Tiba saatnya pada sesi kedua giliran Indonesia yang menampilkan perfomance nya dihadapan mahasiswa, dosen, dekan, pimpinan rektorat Univertsitas Rajamangala serta pers setempat juga meliput. Penampilan diawali dengan prakarta dari Mastering Ceremonial (MC) saudara Vincen delegasi UK Petra, pertama tama beliau menjelaskan dalam bahasa inggris bahwa Indonesia memiliki beragam kebudayaan dari sabang sampai merauke, walaupun berbeda namun tetap satu, satu bahasa, satu jiwa, satu darah dan satu tanah air, tanah air Indonesia Kemudian lagu tanah air yang telah dipersiapkan dinyanyikan dengan begitu hikmat. Kemudian dilanjutkan penampilan wayang kulit dengan lantunan tembang jawa tulen tanpa diiringi musik, setiap tembang yang dilantunkan, dalang memvisualisasikan wayangnya dibelangkang kain putih disinari cahaya lampu sehingga bayangannya saja yang terlihat, para penonton hanya terdiam karena settingnnya adalah suasana hening. Baru setelah selesai bunyi tepuk tangan datang dari segenap pesarta yang hadir. Setelah itu tari jathil asal ponorogo yang dimainkan secara tunggal oleh Atinah Muskorotin delegasi dari universitas Trunojoyo dimainkan dengan begitu bagus kemudian disambung dengan Tari Saman asal aceh yang dipimpin oleh delegasi dari Universitas Trunojoyo oleh saudara billy wicaksana dimainkan dengan begitu semangat dan serempak sehingga setelah tari saman selesai gemuruh tepuk tangan seakan akan tak henti hentinya menyemarakan ruangan saat itu., Tarian tidak selesai sampai disitu saja, akan tetapi dilanjutkan dengan tari pecut asal madura membuat betapa beragamnya budaya Indonesia, lalu dilanjutkan dengan madeley yang menyanyikan lagu-lagu khas daerah turut menyuarakan budaya indonesia pada pertunjukan kala itu. Dan penutup lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan begitu lantak sambil membentangkan bendera Indonesia, bahkan orang thailand pun ditempat itu berdiri dan mengikuti posisi kami sebagai wujud hormat terhadap sang saka merah putih. Setelah itu acara diakhiri dengan gabungan tarian antara indonesia dengan thailand yang dipelajari sebelum acara tersebut dimulai, dimana mahasiswa indonesia diajari gerakan dasar Rebam Dance tarian tradisional thailand begitupun dengan mahasiswa thailand diajari gerakan-gerakan tari saman. Jaga Dan Lestarikan Budaya Indonesia – Karena Itu Yang Paling Berharga Dimata Dunia Thailand, 16 Mei 2008

STUDENT EXCHANGE : TRIP TO THAILAND (Story 1)

oleh : Rony Siahaan Saat itu pada tanggal 03 mei 2008 pukul 16.45 WIB kami bertiga, Rony Ryanto (FH), Billy Wicaksana (FE) dan Atina Muskorotin (FE) delegasi Univesitas Trunojoyo yang tergabung dalam 32 mahasiswa dari berbagai kampus wilayah timur yang berkesempatan mendapat beasiswa aktifis unggulan dari Diknas dalam rangka Student Exchange ke negara Thailand didampingi 2 (dua) orang dari Biro Kerjasama Luar Negeri (BKLN) yaitu bapak Sunari dan ibu Serli serta Direktur politeknik negeri jember dan stafnya berada dalam pesawat Air Asia menuju Bangkok Thailand dengan perjalanan waktu (+/-) 3.5 Jam. Saat pesawat hendak mendarat (landing) di International Suvarnabhumi Airport, Bangkok, Thailand. dari atas kami melihat sederetan gedung-gedung, jalan raya, cahaya terang benderang yang kesemuannya tertata rapi dengan tata ruang kota yang kami pikir memiliki proyeksi jangka panjang. Sesampainya di Suvarnabhumi Airport sekitar pukul 20.15 kami segera mengisi kartu berita kedatangan untuk keperluan kantor imigrasi Thailand dan mengisi administrasi lainya demi kelancaran meninggalkan bandara internasional tersebut, Decak kagum terdaraskan saat kami melihat begitu megah dan mewahnya airport yang dibangun dengan arsitektur yang sangat modern namun tidak meninggalkan entitas budaya yang dimiliki. Disepanjang jalan yang kami lalui menuju keluar bandara, banyak ditemui gambar raja Thailand Ke-IX Bhumibol Adulyadej, bahkan ada beberapa banner besar gambar raja yang bertuliskan Long Life The King, juga bendera negara thailand berdampingan dengan bendera kerajaan, hiasan serta patung-patung ciri khas kerajaan Thai. Sehingga sepintas kami mengira bahwa Thailand menganut sistem pemerintahan monarchy ansich. Padahal sebenarnya monarchy parlementer akan tetapi agak aneh karena dengan begitu besar bandara tersebut tidak ditemui satupun gambar perdana menteri terpilih samak sundarafej secara demokrasi janauri lalu. Kemudian kami diantar dengan bus dari Rajamangala University of tecnology tanyabury sebagai kampus yang akan menerima kami selama 3 (tiga) minggu kedepan, dengan utusan dari kampus Mrs. Maliya Gongsook yang akan menemani kami selama di Thailand. Dari kejauhan disepanjang jalan menuju keluar areal bandara kami melihat bandara tersebut secara fisik seperti stadion megah. Dan bus pun terus melaju menuju asrama (dermitory) yang akan kami tempati. Dalam perjalanan, kami melintasi sebuah jalan layang (flyover) yang lebar hingga tiga tingkat, dan bagusnya lagi bahwa jalan tersebut memiliki lintasan panjang hingga kebeberapa propinsi, misalnya kampus Rajamangala yang berlokasi di propinsi Pathum Thani. Kerap beberapa kali saat kami berada di jalan layang bus kami melintasi kebawah (base road) kemudian naik kejalan layang lagi dan uniknya beberapa kali kami melintasi jalan layang yang melingkar-lingkar, seperti jembatan semanggi, Jakarta, tapi jembatan ini lebih lebar lagi, selama perjalanan kami kami selalu menjumpai gedung-gedung tinggi seperti plaza, kampus-kampus dan ditempat keramaian seperti pasar sekalipun terdapat bendera Thailand sejajar dengan bendera kerajaan. Dalam benak kami terlintas bahwa begitu besarnya rasa nasionalisme yang mereka miliki. Bus terus berjalan hingga akhirnya kami pada pukul 22.00 sampai diasrama (dermitory) dalam keadaan sehat walfiat kemudian kami langsung mengadakan brieing tentang kegiatan esok hari (04/05) minggu yaitu kunjungan Ke Grand Palace sebuah istana yang dibangun pada tahun 1782.