16 Mei 2008

PENGARUH PRODUCT PACKAGE DALAM PENINGKATAN DAYA BELI KONSUMEN

Analisa terhadap pengenalan tentang package kepada mahasiswa student exechange peraih beasiswa aktifis unggulan 16 Mei 2008
oleh : Rony Siahaan
Sukses memasarkan produk andalan tidak cukup dilihat kualitas produk itu saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana mengemas (package) produk menjadi tampak menarik agar konsumen tertarik untuk membeli. Adalah Thailand yang masuk dalam kategori berhasil mengemas produk dalam negeri sehingga laku dipasaran baik domestik maupun Ke mancanegera sekalipun. Setidak saya ketahui ketika kami mengikuti materi mengenal lebih jauh tentang package yang dibawakan oleh tutorial yang juga dosen jurusan art di Faculty Fine And Applied Art Rajamanggala University Of Tecnology Tanyabury, Thailand. Didalam pengenalan disebutkan pengaruh package terhadap peningkatan daya beli masyarakat, sehingga didalam kegiatan tersebut kita diajak bersama-sama berpikir tentang arti dari berbagai warna dalam product package makanan dan saya sadar bahwa semuanya memiliki pengaruh tingkat pemasaran. Dari pengenalan tentang package kami terhenyak ketika melihat package tidak hanya ditampilkan dari produk domestik thailand saja akan tetapi juga produk dari berbagai negara yang salah satunya adalah Indonesia, sehingga saya mengetahui bahwa product package dalam negeri yang mereka miliki adalah hasil modifikasi dari package produk luar. Dan insitusi pendidikan khususnya bidang art tidak hanya berkutat pada teori saja akan tetapi memiliki tugas sebagai lembaga researching untuk menghasilkan package-package menarik minimal menjadi kontributor perusahaan/industri kecil maupun besar dalam mengemas package-package berbagai produk. Saya mencoba observasi Ke mini market seven eleven (sama seperti alfamart) dari package mie siap saji sama seperti package produk buatan jepang dan banyak lainnya lagi. Sehingga saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kemajuan package yang mereka miliki tidak lepas dari hasil package berbagai negara. Mungkin tepat jika saya katakan bahwa mereka menerapkan konsep kaizen sebuah konsep dari jepang yang artinya amati, tiru dan modifikasi (ATM), sehingga saya menilai persoalan pengembangan package SDM thailand dalam kondisi sangat kreatif. Pertanyaannya bagaimana dengan kondisi product package tradisional Indonesia? Traditional product package indonesia sepertnya sudah diambang pintu ajal karena didominasi oleh produk kapitalistik, bahkan ironisnya institusi pendidikan dan industri periklanan seakan-akan sudah emoh bila mengurusi hasil barang tradisional karena mungkin baginya produk tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak laku dipasaran. Padahal dari analisa yang saya tangkap selama dithailand justru produk tradisional yang sudah dimodifikasi misalnya salah satu contoh kecil yaitu makanan khas thailand lebih lebih laku daripada Restoran Fast Food seperti Mc. Donald ataupun KFC dan makanan khas ini hampir disetiap tempat selalu ada. Dan banyak elemen masyarakat thay yang terlibat dalam indusri makanan dan mengenai mereka saya menilai bahwa mereka telah melakukan tugasnya sebagai warga negara, minimal mereka telah turut serta menjaga dan melestarikan makanan yang menjadi ciri khas budayanya. Kiranya pandangan tersebut menjadi sebuah ketukan bagi kita bahwa kita mesti sadar kita berasal dari mana, budaya apa, dan tanah air mana yang kita pijak, apakah pada akhirnya kita hanya akan menjadi parasit diladang sendiri ataukan menjadi bak pupuk organik yang senantiasa memberikan kesuburan bagi tanah yang kita miliki. MARI JAGA DAN BANGUN NEGERI KITA MENJADI NEGERI YANG BERKEBUDAYAAN

Tidak ada komentar: