18 Mei 2008

PENGARUH MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BANGSA

Selama tiga minggu di thailand tepatnya tanggal 03 mei sampai 23 mei 2008 keberadaan saya dalam rangka student exchange beasiswa aktifis unggulan dari diknas, kami ditempatkan di asrama (dermitory) rajamangala university of teknology thanyabury, thailand.
hampir tiap harinya sehabis kami melakukan kunjungan diberbagai tempat penting dan biasanya kami pulang sore menjelang malam dan kemudian berangkat kembali pukul 08.00. selama kami di asrama kami sempatkan untuk nonton televisi program channel thailand sebut saja NBT channel, dari tayangan program yang ditayangkan seringkali yang ditonjolkan sisi kebudayaan thailand, misalnya tentang kerajaan, kehidupan beragama, tayangan hiburan yang alakadarnya sangat jauh dengan tayangan televisi indonesia.
salah satu hal membuat saya tertarik ketika channel tersebut seringkali menayangkan penyuluhan perikanan, pernah saya melihat seorang tani sukses memperagakan hasil pertaniannnya dari mulai proses pembibitan hingga proses panen, dengan harapan pemirsa yang menonton akan mengikuti langkah kerjanya. begitu juga dengan hasil perikanan yang kerap kali diekspose. mungkin kalau orang indonesia menonton tayangan seperti itu sudah barang pasti membuat pemirsa terlelap karena mungkin sangat membosankan.
akan tetapi ada hal yang harus ditiru oleh insan perfilman indonesia bahwa mereka juga bertanggung jawab dalam menjaga kebudayaan Indonesia.
namun realitas tidak mengatakan demikian ........!!!
Di Indonesia film-film - iklan-iklan yang disajikan sudah dalam kategori memprihatinkan, karena dari segala tayangan yang ada sudah tidak lagi mendidik sehingga konsekwensinya kebudayaan yang menjadi tumbalnya.
mari kita lihat Thailand
melalui tayangan pertelevisian mampu meningkatkan kehidupan umat beragama, menumbuh kembangangkan rasa nasionalisme terhadap negara dan raja. dan yang tak kalah penting melalui media mengajak seluruh elemen masyarakat baik yang ada dipemerintahan maupun di kerajaan untuk ikut bersama berkerja keras dalam membangun negara. dan juga saya melihat industri penyiaran thailand benar-benar selektif pada tayangan yang disajikan. sehingga negara kapitalis menjadi kerdil, karena doktrin-doktrin yang dipakai melalui media tidak leluasa mendapatkan tempat pada tayangan pertelevisian Thailand.
sedangkan Indonesia bicara tentang media bicara mengenai profit orriented. apa yang diinginkan oleh pasar. tayangan tradisional, penyuluhahan perikanan, hingga bercocok tanam sudah tidak laku dipasaran. parahnya industri perfilman mulai menutup mata akan dampak yang dihasilkan, antara lain menggeser rasa cinta kepada suku dan kebudayaan yang dimiliki. Insan perfilman menjadi pelaku atas banyaknya putera bangsa yang tidak mengetahui dan mengenal bahasa ibu (bahasa daerah), serta kerusakan moral lainnya.
dan jika industri perfilman masih seperti hingga saat ini, bukan tidak mungkin bila putera bangsa tidak lagi mengenal siapa negaranya, siapa bangsanya dan apa bahasanya.
maka dengan ini untuk semua industri perfilman / penyiaran untuk membenahi dan menyajikan film-film dan iklan-iklan untuk menanam jiwa nasionalisme, mencerdaskan serta mengangkat harkat martabat bangsa, seperti yang telah negara thailand lakukan.
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT !

Tidak ada komentar: