SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2009Kontribusi Dari Doel LedoSunday, 01 March 2009Saudara-saudari Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih. Hari Rabu Abu mendatang ktra memasukimasa puasa, masa pentobatan untuk menyongsong hari Raya Paskah. Apa yang kita mau pilih sebagai temapentobatan? Di tanah air ada banyak perbuatan tak bertanggungjawab, seperti pembalakan hutan dengan “illegallogging”-nya, membangun villa di daerah pegunungan yang hutannya seharusnya dilindungi, sampai dengansemrawutnya cara mengendarai kendaraan di jalan raya yang sibuk. Susahnya orang mendapatkan gas elpiji untukkebutuhan hidup sehari-hari pasti juga karena ada yang tak bertanggung-jawab. Kiranya baik kalau kita memilih temapentobatan kita: “Mari bertanggungjawab…!”, karena terasa mudah sekali orang karena suatu alasantidak bertanggungjawab. Jangan-jangan kita juga demikian. Mari kita bertobat, mari kita bertanggungjawab. Ajakan untukbertanggungjawab ini berisi 2 ajakan. Pertama: bertanggungjawab atas prilaku kita, agar selalu sesuai dengan kehendakAllah. Kedua, bertanggungjawab atas prilaku kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lainbertanggungjawab atas dosa kita.- Meski prilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara inderawi dan jasmani,namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman. Bertanggungjawabberarti kita yang memegang kendali, teguh membedakan mana yang baik dan buruk, benar atau sesat. Saat masyarakatmudah dipengaruhi oleh apa yang menarik dan menyenangkan secara inderawi saja, maka bertanggungjawab berartimengendalikan diri atau menguasai diri, agar prilaku sesuai dengan kehendak Allah. St. Paulus membuat perbandinganantara olahragawan yang melatih diri, mengatur dan menguasai diri untuk kemenangan, dengan kita umat yang berimanyang juga harus demikian dalam menggapai kemenangan surgawi (bdk 1Kor 9:25). Salah satu buah Roh yang pantasdimohon jaman sekarang kecuali kasih adalah penguasaan diri (bdk. Gal 5:21-22).-- Kalau kita berdosa, bertanggungjawab berarti melakukan dua hal berikut ini. Pertama, seperti telah biasa kita lakukan,kita menyesal, bertobat dan mohon ampun kepada Allah dan selanjutnya tidak mau membuat dosa lagi. Ini dikukuhkandalam sakramen pengampunan dosa. Kedua, ini yang sering kurang disadari, yaitu karena dosa selalu membawa akibatburuk, maka kita juga bertanggungjawab atas akibat buruk dosa kita, dan memperbaikinya. Umpama persaudaraan kitakurang akrab dan ada perselisihan dengan beberapa orang. Maka kita bangun persaudaraan sejati, lewat perberdayaanumat basis. Ada dosa yang merusak lingkungan hidup, maka kita gerakkan penanaman pohon, membuat peresapan airdan membuat sampah menjadi berkah.-- Bertanggungjawab melaksanakan hidup pribadi dan bersama sesuai kehendak Allah adalah membangun danmenyempurnakan cara kita berelasi satu sama lain. Ada prilaku yang tertuju kepada Allah, kepada sesama danlingkungan hidup. Prilaku yang tertuju kepada Allah, umpama doa pribadi, ibadat bersama umat basis, merayakanekaristi dan merayakan sakramen lainnya, matiraga dan puasa. Kalau sudah kita dasari oleh semangat kasih, bakti,ketaatan dan kesetian, rasanya sudah baik, dan kita biasanya sudah merasa puas. Meski relasi kepada Allah rasanyasudah baik, namun masih harus dinilai dalam kaitannya dengan prilaku terhadap sesama. Allah berkenan dengan doadan persembahan bakti kepada-Nya, kalau kita juga bertanggungjawab atas prilaku kita kepada sesama. Tuhan Yesusdalam Injil Mateus bersabda: “….Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mesbah danengkau terikat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu didepan mesbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu. Lalu kembali untuk mempersembahkanpersembahanmu itu” (Mat 5:23-24). Masih ada lagi sabda Yesus: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihandan bukan persembahan, …” (Mat 9:13). Bahkan Nabi Amos sudah menyampaikan sabda Allah yangsenada. Allah tidak berkenan atas korban persembahan umat, karena Allah menginginkan umat bertindak benar dan adil(bdk Amos 5:21-24). Memang cinta kepada Allah dan kepada sesama, dua cinta yang tak dapat dipisah-pisahkan.Mencintai Allah tak dapat meninggalkan tanggungjawab terhadap keluarga, umat basis, lingkungan, tetangga,meluasnya kepada masyarakat, nusa dan bangsa. Makin setia kepada Kristus, makin berbakti kepada nusa dan bangsa.-- Mari kita lihat bagaimana kita berelasi dalam keluarga, umat basis, lingkungan dan di tengah masyarakat.Bertanggungjawab terhadap keluarga berarti: menyempurnakan kesatuan keluarga yang disatukan oleh cinta insanidengan cinta kristiani yang dasarnya dan puncaknya pada iman dan kesatuan dalam Kristus. Kesatuan macam inimemperkokoh kesatuan hidup insani yang terkadang menjadi lemah, lebih-lebih kalau sedang dalam kesulitan hidupekonomi dll. Yang bertanggungjawab atas terbentuknya kesatuan semacam itu saja semua, tetapi lebih-lebih ayah danibu. Kalau selama renungan dan merefleksikan peran Anda dalam keluarga, Anda menemukan kesalahan dan dosa,jangan lupa juga memberi silih dan memperbaiki situasinya.-- Terbentuknya keluarga sebagai Gereja kecil atau umat basis kecil, diharapkan membuat umat basis di paroki semakinkokoh, dan persaudaraan di tengah masyarakat semakin subur sehingga kepeduliaan terhadap masalah nasional jugamuncul. Kerusakan lingkungan hidup seperti gundulnya hutan, tanah longsor, banjir dan naiknya panas bumi dll, hanyadapat diatasi kalau kita semua bertanggungjawab. Maka gerakan ketenagakerjaan, penghijauan, peresepan air danmengelola sampah supaya berguna memang gerakan sangat kecil. Namun itu mengingatkan akan tanggungjawab kitaParoki St.Stefanus - Cilandak, Jakartahttp://st-stefanus.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 12 March, 2009, 12:02terhadap kehidupan sosial, politik yang lebih luas. Negara adalah milik kita. Kita bertanggungjawab atas kesejahteraandan kedamaian hidup bersama serta lestarinya lingkungan hidup. Setiap usaha agar tercipta penyelenggaraan negarayang demokratis, jujur, adil dan terciptanya masyarakat yang damai sejahtera, merupakan tanggungjawab kita bersama.Semua yang duduk dalam posisi dapat mengambil keputusan yang berdampak nasional, sangat diharapkan agarmengambil keputusan secara bertanggungjawab, sehingga orang miskin disejahterakan. Yang merasa berdosa dalamrelasinya dalam umat basis atau lingkungan serta perbuatan di tengah masyarakat, jangan berhenti pada mengakudosa, tetapi juga membuat silih dan memperbaiki kerusakannya.-- Memang kita bertanggungjawab atas perkara yang begitu banyak, luas, tetapi mulia. Mulia, karena dengan begitu,sebenarnya kita menanggapi undangan Tuhan Yesus sendiri agar kita terlibat dalam tugas Yesus membarui cara hidupmanusia di dunia, membarui dunia dan alam semesta menjadi bumi dan langit yang baru (bdk Wahyu 21:1). Bacaan Itadi mengisahkan apa? Meskipun dosa itu seluruhnya adalah tanggunjawab manusia sendiri yang melakukannya,namun Allah menanggung sendiri dosa kita. Meski Allah bersabda: “Kamu memberkati Aku dengan dosamu,engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu”, namun Allah bersabda: “…Akulah Dia yangmenghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (bdk Yes43:24-25). Allah berkenan bertanggungjawab atas dosa kita, Allah akan membuat silih bagi dosa kita danmemperbaharui segala yang rusak akibat dosa. Pelaksanaan kehendak Allah ini diserahkan kepada Allah Putra yangmenjelma menjadi manusia oleh karena kuasa Roh Kudus, dan wafat di kayu salib sebagai korban tebusan bagi dosakita. St. Paulus menulis dalam bacaan II tadi “…Allahlah yang telah meneguhkah kami bersama kamu dalamKristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikanRoh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan untuk kita” (2Kor 1:21-22). St.Paulus bangga dan bersukacita dilibatkan sebagai rasul dalam karya penyelamatan Allah yang sekaligus memberisarana untuk menjamin keselamatan itu-- Sebagai manusia Tuhan Yesus-satu di antara kita-memikul dosa kita dan bertanggung jawab atas dosa kita, mewakilikita di hadapan Allah Bapa. Ketika menjadi korban penebusan, Tuhan Yesus mengikutsertakan kita. Lebih lanjut Gereja-Nya diikutsertakan dalam kurban penebusan ini ketika secara sakramental Tuhan Yesus menghadirkan kurban-Nya disalib pada Jumat Agung itu menjadi Perjamuan Ekaristi perdana bersama para rasul. Peristiwa ini diwariskan dalamGereja setiap kali kita dipimpin seorang imam merayakan Ekaristi untuk mengenang Dia sesuai dengan pesan-Nya. Kitayang berdosa, mari dalam Ekaristi menyatukan silih kita dengan korban Kristus sendiri. Dengan kekuatan Ekaristi marikita memulihkan dan membarui segala yang rusak karena dosa. Demikianlah usulan bahan pentobatan selama masaAPP. Bahan APP secara rinci telah disiapkan. Semoga membantu renungan dan refleksi Anda. Amin.--
Jakarta, Februari 2009
Julius- Kardinal Darmaatmadja, SJ.- Uskup Agung JakartaParoki St.Stefanus - Cilandak, Jakartahttp://
would like to say welcome for you in visiting my blog. hope through this blog you can get many things. would better you can give your comment in each page. with your advice there will be development to make better this blog day by day. see you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar